Bantentv.com – Tidur larut malam atau begadang mungkin sudah jadi kebiasaan banyak orang, entah karena tugas, kerja, binge-watching, atau sekadar scroll media sosial hingga dini hari. Meski terlihat sepele, kebiasaan ini bisa memberi dampak besar pada kesehatan otak dan kondisi emosional dalam jangka panjang.
Menurut penelitian dari Harvard Medical School, kurang tidur kronis terbukti memengaruhi kerja otak, mulai dari penurunan konsentrasi hingga gangguan suasana hati. Seseorang yang sering begadang lebih rentan mengalami kecemasan, stres, mudah marah, dan bahkan depresi ringan.
Otak Jadi Kurang Fokus dan Sulit Berkonsentrasi
Kurangnya jam tidur membuat otak kesulitan melakukan proses konsolidasi memori. Ini menyebabkan seseorang menjadi pelupa, sulit fokus, dan lambat dalam merespons informasi. Aktivitas otak di bagian prefrontal cortex area yang mengatur logika dan pengambilan keputusan juga menurun saat tubuh kekurangan istirahat.
Baca juga : Tiga dampak bagi Kesehatan jika Keseringan Begadang
Emosi Jadi Tidak Stabil
Begadang juga memengaruhi sistem limbik, bagian otak yang mengatur emosi. Saat tidur terganggu, tubuh memproduksi lebih banyak hormon stres seperti kortisol, yang menyebabkan seseorang lebih mudah tersinggung, cemas, dan sulit mengendalikan perasaan.
Studi lain dari University of California menunjukkan bahwa hanya satu malam begadang dapat meningkatkan respons emosional negatif dan menurunkan kemampuan seseorang untuk berpikir jernih dalam situasi penuh tekanan.
Efek Jangka Panjang: Dari Kecemasan hingga Gangguan Mental
Jika kebiasaan begadang dibiarkan terus-menerus, risiko masalah kesehatan mental akan meningkat. Depresi, gangguan kecemasan, bahkan burnout bisa bermula dari pola tidur yang berantakan. Selain itu, sistem imun juga bisa melemah, membuat tubuh lebih mudah sakit.
Karena itu, penting untuk mulai menjaga ritme tidur dengan konsisten, minimal 7–8 jam per malam, dan menghindari paparan layar gadget menjelang waktu tidur.
Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.