Bantentv.com – Kehadiran serial drama Korea terbaru berjudul S Line menarik perhatian luas, terutama di kalangan pecinta drama Korea (drakor). Tayang perdana di platform Wavve, drama bergenre thriller-fantasy ini tak hanya menuai pujian, tetapi juga memicu kontroversi di media sosial.
Dikutip dari Wolipop, S Line diadaptasi dari webtoon dengan judul yang sama. Cerita utamanya mengangkat fenomena misterius: kemunculan garis merah di atas kepala setiap orang.
Garis ini menjadi penanda hubungan intim antara dua individu, namun hanya bisa dilihat oleh orang dengan kemampuan khusus sejak lahir atau melalui kacamata khusus.
Drama ini mengikuti detektif Han Ji Wook dan siswi SMA Shin Hyun Heup yang mampu melihat garis merah misterius.
Bersama-sama, mereka mengungkap misteri pembunuhan dan menyelidiki makna sebenarnya dari S Line.
Namun, konsep fiksi tersebut kemudian mengalami distorsi di media sosial, khususnya di TikTok.
Narasi garis merah yang seharusnya menjadi bagian dari cerita fantasi berubah menjadi tren viral, di mana pengguna menampilkan jumlah “garis merah” sebagai simbol hubungan seksual yang telah dilakukan.
Banyak video memperlihatkan pengguna dengan santai menunjukkan jumlah garis merah sambil menggunakan audio populer, seolah menjadikan hal tersebut sebagai bentuk kebanggaan.
Hal ini memicu perdebatan di kalangan warganet sebagian melihatnya sebagai ekspresi diri, sementara lainnya menilai tren ini melanggar privasi.
Tren S Line pun mulai diasosiasikan dengan istilah “body count” yang akrab di kalangan Gen Z. Beberapa pengguna bahkan menjadikannya sebagai ajang pamer pengalaman pribadi yang seharusnya bersifat rahasia.
Kontroversi semakin mencuat karena sebagian masyarakat menganggap tren ini turut mendorong normalisasi hubungan seksual di luar pernikahan.
Selain itu, muncul kekhawatiran akan dampaknya terhadap nilai-nilai moral dan batasan privasi yang semakin kabur di ruang digital.
Meski begitu, S Line tetap merupakan fiksi penuh misteri dengan unsur supranatural dan emosi kuat antar karakter.
Setiap episodenya berdurasi 50 menit, dengan total enam episode yang tayang tiap Jumat hingga 25 Juli 2025.
Editor: Eina Faiha Qotrunnada