Selasa, Oktober 14, 2025
BerandaGaya HidupKesehatanTrombosis Bisa Terjadi pada Siapa Saja, Ini Cara Mencegahnya

Trombosis Bisa Terjadi pada Siapa Saja, Ini Cara Mencegahnya

Saluran WhatsApp

Bantentv.com – Setiap tanggal 13 Oktober, dunia memperingati Hari Trombosis Sedunia (World Thrombosis Day). Peringatan ini menjadi pengingat penting bahwa di balik tubuh yang tampak sehat, ada ancaman tersembunyi yang kerap diabaikan, yakni trombosis, atau penggumpalan darah yang dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.

Peringatan ini bukan sekadar mengenal istilah medis, tetapi juga mengajak kita untuk memahami bagaimana gaya hidup modern dapat memengaruhi kesehatan pembuluh darah tanpa disadari.

Secara sederhana, trombosis adalah kondisi ketika darah menggumpal di dalam pembuluh darah dan menghambat aliran darah normal.

Gumpalan ini bisa terbentuk di vena (trombosis vena) maupun arteri (trombosis arteri).

Ketika aliran darah tersumbat, organ tubuh tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Akibatnya, bisa terjadi stroke, serangan jantung, atau emboli paru, tergantung lokasi gumpalan terbentuk.

Trombosis dapat menyerang siapa saja, bukan hanya orang tua atau penderita penyakit kronis. Mereka yang jarang bergerak, terlalu lama duduk, atau mengalami dehidrasi berat juga berisiko tinggi.

Tanggal 13 Oktober dipilih untuk menghormati kelahiran Dr. Rudolf Virchow, ilmuwan asal Jerman yang pertama kali menemukan konsep trombosis dan kaitannya dengan aliran darah.

Ia dikenal sebagai “Bapak Patologi Modern”, yang menjelaskan bagaimana penggumpalan darah dapat memicu penyakit serius.

Peringatan ini digagas oleh International Society on Thrombosis and Haemostasis (ISTH) pada tahun 2014, dengan tujuan meningkatkan kesadaran global terhadap bahaya trombosis yang sering tak terdeteksi sejak dini.

Tanda-Tanda Trombosis yang Perlu Diwaspadai

Salah satu bahaya terbesar trombosis adalah gejalanya sering samar. Namun tubuh sebenarnya memberikan tanda yang bisa dikenali, seperti:

  1. Nyeri atau bengkak pada kaki atau tangan: Biasanya di betis dan terasa hangat.
  2. Perubahan warna kulit: Tampak kemerahan, gelap, atau kebiruan di area tersumbat.
  3. Sesak napas atau nyeri dada: Bisa jadi tanda gumpalan berpindah ke paru-paru (emboli paru).
  4. Jantung berdebar dan pusing mendadak: Mengindikasikan gangguan aliran darah ke jantung atau otak.

Jika gejala tersebut muncul, segera periksa ke dokter. Deteksi dini dapat menyelamatkan nyawa.

Faktor Risiko Trombosis

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko trombosis antara lain:

  1. Terlalu lama duduk atau berbaring (saat bepergian jauh atau dirawat).
  2. Merokok.
  3. Obesitas atau kelebihan berat badan.
  4. Penggunaan pil kontrasepsi atau terapi hormon.
  5. Riwayat keluarga dengan gangguan pembekuan darah.
  6. Kehamilan atau masa pasca melahirkan.
  7. Penyakit kronis seperti kanker, diabetes, atau hipertensi.

Kabar baiknya, trombosis bisa dicegah melalui perubahan gaya hidup sederhana:

  1. Bergerak secara teratur: Berdiri atau berjalan ringan setiap 1–2 jam.
  2. Perbanyak minum air putih: dehidrasi membuat darah lebih kental.
  3. Hindari rokok dan alkohol berlebihan: nikotin merusak dinding pembuluh darah.
  4. Kendalikan berat badan dan tekanan darah: olahraga ringan seperti jalan kaki atau bersepeda 2–3 kali seminggu.
  5. Konsultasikan ke dokter bila memiliki riwayat keluarga dengan gangguan pembekuan darah.

Pesan di Balik Hari Trombosis Sedunia

Hari Trombosis Sedunia bukan hanya peringatan medis, tetapi juga pesan kemanusiaan, bahwa menjaga tubuh adalah tanggung jawab pribadi. Peringatan ini mengajak kita untuk lebih peka terhadap tanda-tanda tubuh, peduli pada gaya hidup sehat, dan saling mengingatkan agar tidak menyepelekan gejala kecil yang bisa berdampak besar.

Dengan mengenali tanda-tandanya dan menerapkan pola hidup sehat, kita bisa melindungi diri dan orang terdekat dari risiko penggumpalan darah yang sebenarnya dapat dicegah sejak dini.

Editor AF Setiawan
TERKAIT
- Advertisment -