Senin, Agustus 18, 2025
BerandaGaya HidupKesehatanSingapura Terapkan Nutri-grade untuk Atasi Diabetes

Singapura Terapkan Nutri-grade untuk Atasi Diabetes

Bantentv.com – Kenaikan jumlah kasus obesitas di kalangan anak muda yang memicu munculnya penyakit diabetes melitus (DM), membuat Singapura memperketat regulasi untuk menampilkan kandungan gula minuman manis. Hal ini dalam upaya mencegah peningkatan prevalensi diabetes.

Terhitung mulai 30 Desember 2023 lalu, minuman di Singapura diurutkan berdasarkan kandungan gula, dan minuman dengan kadar gula lebih tinggi harus menampilkan klasifikasinya. Sementara minuman dengan kadar gula tertinggi akan dilarang memasang iklan. Selain itu, warung minuman dan restoran juga harus tunduk pada peraturan yang telah ditetapkan pemerintah disana.

Di bawah sistem Nutri-Grade yang baru, minuman yang dijual di Singapura akan diklasifikasikan menjadi empat grade dari A hingga D, tergantung pada kandungan gula per 100 ml. Untuk Grade A akan diperuntukkan bagi minuman yang mengandung 1 gram gula atau kurang, sedangkan Grade D, adalah kategori yang paling manis, diperuntukkan bagi minuman yang mengandung lebih dari 10 gram gula. Sementara untuk tingkat lemak jenuh yang tinggi akan menurunkan peringkat minuman. Pada minuman Grade C dan D harus menunjukkan grade dan kandungan gulanya di bagian depan kemasan. Selain itu, minuman Grade D juga akan dilarang untuk beriklan.

Dari produk-produk yang beredar di pasaran, juga akan dilakukan klasifikasi sesuai kadar gulanya. Seperti Jus buah nata de coco buatan Thailand, Mogu Mogu, dengan Nutri-Grade D, dan lemon tea dari Pokka Jepang dengan Grade C baru-baru ini tersedia di toko diskon Yigo Mart di pusat Singapura.

Brand tersebut adalah salah satu dari banyak pengecer yang mematuhi peraturan baru tersebut. “Dua langkah baru tersebut bertujuan untuk membantu konsumen mengidentifikasi minuman yang lebih tinggi gula dan lemak jenuhnya dan untuk mengurangi pengaruh iklan pada preferensi konsumen, sehingga mendorong pilihan yang lebih terinformasi, lebih sehat, dan merangsang reformasi industri,” ujar Health Promotion Board.

Kebijakan tersebut, merupakan fokus dari Pemerintah Singapura terhadap pencegahan diabetes untuk kesehatan masyarakat Singapura dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan tingkat prevalensi diabetes pada populasi dewasa Singapura, menurut data dari Federasi Diabetes Internasional tercatat ada 14,9% di tahun lalu, ini lebih tinggi daripada di Jepang (11,8%) dan Cina (13%). “Satu dari tiga orang di Singapura berisiko terkena diabetes seumur hidup mereka,” kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung dalam pidatonya pada November 2021 lalu.

Penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang buruk merupakan masalah serius di Singapura yang cepat berprogres. Jika tidak ada tindakan yang diambil, pengeluaran medis dapat meningkat dan membebani keuangan negara. Untuk itu Kementerian Kesehatan menjalankan kampanye yang disebut “Perang Melawan Diabetes” untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit dan memperbaiki kebiasaan sehari-hari masyarakat.

Dari data tersebut, minuman menjadi sasaran karena lebih dari separuh rata-rata asupan gula harian (60 gram) orang Singapura berasal dari minuman, sehingga pembuat minuman, importir dan grosir sudah sibuk dengan peraturan baru bahkan sebelum diumumkan akhir tahun lalu. Beberapa minuman sekarang memiliki label Nutri-Grade, sementara beberapa produk impor, bahkan dengan kandungan gula Grade C, tidak memiliki label. “Kami harus memberi label yang disiapkan khusus pada minuman yang diimpor dari Jepang, dan itu menjadi beban berat bagi kami,” kata Nobuki Miura, direktur pelaksana importir makanan Jepang Imei.

Aturan penyertaan grade pada minuman luar yang masuk ke Singapura, jelas sangat memberatkan para produsen minuman kemasan lantaran akan menambah biaya produksi. Akan tetapi, mereka tidak punya pilihan lain selain menyertakan kandungan gula pada kemasannya jika ingin masuk pasar Singapura.

Rata-rata konsumen Asia Tenggara menyukai minuman manis, dan Malaysia serta negara tetangga lainnya juga bergulat dengan diabetes dan obesitas. Untuk menangani masalah ini tampaknya harus dilakukan tepat waktu karena selera konsumen telah berubah secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir. Yeo Hiap Seng, perusahaan yang berbasis di Singapura pembuat teh krisan dan minuman gaya Asia lainnya, sejak tahun 2006 telah meninjau kandungan gula dari produknya dan memperkuat rangkaian produk rendah gula dan bebas gula. “Hampir 100% minuman kami berada di Grade A dan B,” kata seorang pejabat Yeo Hiap Seng.(Qony/red)

TERKAIT
- Advertisment -