Bantenttv.com – Hobi menimbun barang mungkin terlihat sepele, bahkan dianggap unik oleh sebagian orang.
Namun jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa berkembang menjadi gangguan mental serius bernama Hoarding Disorder.
Penderita gangguan ini kesulitan membuang barang, bahkan yang jelas tidak berguna atau hanya memenuhi ruangan.
Fenomena ini sempat menjadi sorotan publik pada 2020, usai viralnya kamar kos mahasiswa penuh tumpukan barang.
Peristiwa itu memicu diskusi publik tentang Hoarding Disorder yang selama ini belum banyak dikenal di masyarakat.
Apa Itu Hoarding Disorder?
Hoarding Disorder adalah gangguan mental dengan ciri menyimpan barang secara berlebihan dan sulit merelakan atau membuangnya.
Penderita merasa barang tersebut masih berguna atau memiliki nilai emosional, meskipun sebenarnya sudah tak terpakai.
Kebiasaan ini menimbulkan tumpukan barang yang tidak tertata, sehingga mengganggu kenyamanan bahkan kebersihan tempat tinggal.
Apa Penyebabnya?
Hingga kini, penyebab pasti belum diketahui. Namun, beberapa faktor pemicu gangguan ini telah diidentifikasi, antara lain:
- Riwayat keluarga dengan kecenderungan menumpuk barang atau gangguan serupa.
- Trauma masa lalu seperti kehilangan orang terdekat atau musibah besar.
- Gangguan psikologis lain seperti depresi atau OCD.
- Keterikatan emosional terhadap barang meski tidak berguna.
- Kebiasaan belanja berlebihan dan impulsif tanpa kontrol.
Bukan Soal Malas, Ini Gangguan Serius
Menurut psikiater dr. Dermawan, Sp.KJ, Hoarding Disorder berbeda dari sekadar rasa malas membereskan barang.
Orang yang malas masih bisa tergugah untuk merapikan barang, sedangkan penderita Hoarding cenderung merasa cemas saat membuangnya.
Tanda-Tanda Hoarding Disorder
Beberapa gejala umum yang bisa dikenali pada orang dengan Hoarding Disorder, di antaranya:
- Kesulitan membuang barang, meski sudah tidak diperlukan.
- Kesulitan mengatur barang atau mengambil keputusan memilah.
- Terikat secara emosional dengan barang-barang yang dimiliki.
- Rumah penuh tumpukan, sempit, dan tidak nyaman ditinggali.
- Sifat ragu-ragu, perfeksionis, suka menunda, dan menyangkal kondisi.
Langkah Awal Mengatasi Hoarding Disorder
Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala tersebut, beberapa langkah awal yang bisa dilakukan adalah:
- Mulai belajar memilah barang berdasarkan kebutuhan nyata.
- Terapkan gaya hidup minimalis dan fungsional di rumah.
- Batasi pembelian barang baru yang tidak penting.
- Ciptakan lingkungan rumah yang bersih dan nyaman.
Kapan Harus Konsultasi ke Profesional?
Jika gangguan tidak kunjung membaik atau makin parah, segera hubungi profesional kesehatan mental untuk mendapat bantuan klinis.
Penanganan yang tepat sangat penting untuk menghindari dampak psikologis, sosial, dan lingkungan yang lebih buruk.
Hoarding Disorder sering kali dianggap sebagai kebiasaan buruk atau sekadar sifat jorok. Padahal, ini gangguan mental yang nyata.
Meningkatkan pemahaman publik tentang Hoarding sangat penting agar tidak menyudutkan penderita, tapi bisa membantu pemulihan mereka.
Editor: Erina Faiha Qotrunnada