Selasa, Juli 1, 2025
BerandaFeaturedUlasanMengapa Orang Rela Macet-Macetan saat Liburan? Berikut Alasannya

Mengapa Orang Rela Macet-Macetan saat Liburan? Berikut Alasannya

Bantentv.com – Memasuki waktu libur biasanya masyarakat berpergian keluar kota untuk berlibur. Hal tersebut membuat jalanan di beberapa daerah mengalami kemacetan yang luar biasa tak terkecuali di Jalur Wisata Puncak Bogor Jawa Barat yang selalu menjadi bulan-bulanan kemacetan disaat masa liburan.

Bagi sebagian orang, bermacet-macetan mungkin hal yang tak ingin dialami. Namun ternyata ada orang yang justru rela untuk bermacet-macetan untuk bissa berlibur serta mengunjungi tempat wisata.

Dilansir dari mediaindonesia.com Pengamat Sosial Rissalwan Habdy Lubis menjelaskan fenomena macet di saat liburan natal tahun baru, puasa lebaran, hingga liburan sekolah tengah tahun merupakan bentuk tradisi migrasi masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu.

“Secara sosiologis-historis, tradisi dan gaya hidup orang Indonesia adalah pengembara atau sering berpindah tempat untuk mencari nafkah. Namun di zaman modern sekarang ini, pola pekerjaan mencari nafkah sudah lebih banyak yang harus menetap di suatu tempat,” kata Rissalwan saat dihubungi tim mediaindonesia.com, Senin 25 Desember 2023.

Sehingga saat ada masa liburan, akan dimanfaatkan untuk bermigrasi mengikuti tradisi bertemu dan silaturahmi dengan kerabat, keluarga, atau mencari momen baru di tempat yang baru.

Faktor lainnya adalah melepas kepenatan dan rutinitas bersama keluarga, di mana hanya pada saat musim liburan ini anak dan orang tua bisa menikmati waktu bersama. Dengan pola yang sama yang dilakukan banyak keluarga, maka terjadilah kemacetan di beberapa tempat wisata atau tempat lain di luar perkotaan.

“Migrasi temporer ini memang selalu memanfaatkan momen liburan hari raya keagamaan dan liburan sekolah,” ujar dia.

Secara konsep perbedaan migrasi dan mobilisasi sosial adalah mobilisasi bersifat individu dan dapat dibedakan dalam mobilisasi sosial vertikal dan horizontal. Sedangkan migrasi bersifat kolektif keluarga atau grup pertemanan dan tidak dilakukan secara reguler atau membutuhkan alasan khusus tertentu, misalnya kondisi bencana atau ritual keagamaan.(erina/red)

TERKAIT