Bantentv.com – Di tengah kemajuan teknologi pada era modern ini, masyarakat Suku Bajo tetap mempertahankan warisan tradisi maritimnya yang unik yaitu kacamata selam tradisional.
Kacamata ini berbahan dasar dari kayu yang kemudian dibentuk dan dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi melindungi mata saat menyelam.
Pasalnya, masyarakat Suku Bajo mayoritas nelayan, jadi kacamata ini sangat penting bagi masyarakat Suku Bajo yang kehidupannya berdampingan dengan laut.
Kacamata ini memiliki bentuk yang sederhana dengan kaca di bagian tengah, memungkinkan nelayan bisa melihat jelas saat berada di dalam air.
Baca Juga: Kacamata Pintar Milik Meta Bisa Ambil Foto dan Video
Walaupun sudah banyak peralatan-peralatan selam modern sudah banyak tersedia, sebagian masyarakat Bajo memilih tetap menggunakan kacamata kayu untuk kegiatan menangkap ikan sehari-hari.
Produk kerajinan ini tidak hanya sekedar alat bantu saja, tetapi di dalamnya menyimpan nilai budaya dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Masyarakat Bajo sering menjajakan kacamata tradisional ini dengan harga Rp30.000 – Rp50.000 tergantung ukuran dan detail ukirannya.
Untuk proses pembuatan kacamata nya sendiri dikerjakan langsung secara manual oleh pengerajin lokal, sehingga memiliki nilai dan ciri khasnya masing-masing.
Bagi masyarakat Bajo, keberadaan kacamata selam tidak hanya soal fungsi ekonomi saja, tetapi merupakan warisan turun-temurun yang mencerminkan identitas diri mereka sebagai pelaut.
Kegiatan ini merupakan bentuk kampanye pelestarian budaya maritim Indonesia yang semakin sulit ditemui.
Selain itu, kacamata ini juga jadi salah satu ikon yang bisa menarik wisatawan untuk datang. Banyak Wisatawan yang berkunjung dan membeli kacamata ini sebagai suvenir khas.
Kacamata tradisional khas suku Bajo tidak hanya menjadi simbol kedekatan erat antara manusia dengan laut, tetapi mengandung nilai yang lebih luas lagi sebagai warisan nenek moyang. Maka dari itu sudah patutnya kita menjaga agar warisan ini tetap lestari.
Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.
Editor : Erina Faiha