Sabtu, Agustus 2, 2025
PENDAFTARAN BANTEN VOICE
BerandaFinlandia Mendidik Anak Melawan Hoaks Sejak Dini

Finlandia Mendidik Anak Melawan Hoaks Sejak Dini

Bantentv.com – Di zaman di mana informasi beredar lebih cepat dari verifikasinya, hoaks tumbuh subur dan kerap menyusup ke kehidupan kita sehari-hari.

Media sosial yang awalnya diciptakan untuk menghubungkan, justru sering menjadi ladang penyebaran kabar hoaks.

Banyak negara dibuat kewalahan oleh laju informasi palsu, namun Finlandia memilih jalan yang berbeda, mereka melawan hoaks lewat pendidikan.

Finlandia tidak menunggu warganya dewasa untuk memahami pentingnya memverifikasi informasi. Mereka justru membekali anak-anak dengan kemampuan berpikir kritis sejak dini.

Literasi media menjadi bagian dari kurikulum sekolah, diajarkan bersamaan dengan matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan. Bukan sebagai tambahan, melainkan sebagai bagian inti dari proses belajar.

Di ruang kelas, anak-anak Finlandia tak hanya diajarkan untuk membaca dan menulis, tetapi juga untuk memahami.

Mereka belajar mengenali berita yang bias, menyadari sudut pandang penulis, bahkan memahami bagaimana foto atau video bisa dimanipulasi untuk membentuk opini.

Guru-guru di sana mendorong diskusi, memancing rasa ingin tahu, dan membiasakan siswa untuk bertanya, bukan langsung percaya.

Langkah ini bukan tanpa alasan. Sebagai negara yang berbatasan dengan Rusia, Finlandia sudah lama sadar akan ancaman disinformasi.

Mereka tahu bahwa hoaks bukan sekadar kabar bohong, tetapi bisa menjadi alat politik, propaganda, bahkan senjata untuk memecah belah masyarakat.

Maka sejak tahun 2014, pemerintah mereka merancang strategi nasional melawan disinformasi, dan pendidikan adalah ujung tombaknya.

Bukan hanya sekolah yang bergerak. Pemerintah Finlandia juga mengadakan pelatihan literasi media untuk orang dewasa, mengajak komunitas lokal ikut terlibat, hingga memberikan pelatihan bagi pejabat pemerintahan untuk mengenali dan menanggapi hoaks secara cepat dan akurat.

Hasilnya terasa nyata. Finlandia berulang kali dinobatkan sebagai negara dengan ketahanan tertinggi terhadap disinformasi versi Media Literacy Index.

Warga Finlandia dikenal tidak mudah percaya begitu saja terhadap informasi yang mereka baca atau tonton.

Mereka terbiasa melakukan pengecekan, membandingkan sumber, dan berpikir sebelum menyebarkan.

Apa yang dilakukan Finlandia bukanlah sesuatu yang instan. Butuh waktu, komitmen, dan konsistensi. Namun dari situ kita bisa belajar, bahwa melawan hoaks tidak cukup hanya dengan stiker “cek fakta” atau peringatan dari platform media sosial.

Cara paling efektif adalah dengan membentuk kebiasaan berpikir kritis sejak seseorang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Indonesia, dengan segala dinamika media sosialnya, tentu sangat membutuhkan pendekatan serupa.

Kita terlalu sering melihat berita bohong menyebar luas, memicu kepanikan, bahkan memecah belah masyarakat.

Masih banyak orang yang percaya hanya karena “katanya”, atau karena “dapat dari grup WA keluarga”.

Finlandia membuktikan bahwa pendidikan bisa menjadi benteng pertahanan paling kuat dari banjir informasi.

Mereka tak hanya mendidik generasi cerdas, tetapi juga generasi yang tangguh terhadap kebohongan.

Sebuah contoh nyata bahwa melawan hoaks bukan sekadar soal teknologi, melainkan tentang membentuk cara berpikir.

Editor: Siti Anisatusshalihah

Artikel ini ditulis oleh [Nur Anisa], peserta program magang di Bantentv.com.
Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.
TERKAIT
- Advertisment -