Bantentv.com – Fenomena sosial unik tengah berkembang di Swedia dan dikenal dengan istilah “Latte Dad”.
Istilah ini merujuk pada sosok ayah yang dengan santai menghabiskan waktu bersama anaknya, sering kali sambil menikmati secangkir kopi di kafe.
Pemandangan seperti ini bukan hal asing di negara Skandinavia, khususnya Swedia dan Norwegia, di mana peran ayah dalam keluarga mendapat perhatian serius.
Berbeda dengan di Indonesia, fenomena tersebut justru kontras dengan realita fatherless—minimnya keterlibatan ayah dalam kehidupan sehari-hari anak.
Banyak anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran figur ayah yang aktif, baik karena alasan ekonomi, budaya, maupun pola asuh yang masih menganggap pengasuhan sebagai tanggung jawab utama ibu.
Di negara-negara Eropa Utara, kehadiran “Latte Dad” bukan sekadar tren, melainkan simbol nyata keterlibatan ayah modern.
Baca Juga: Menikmati Kopi dengan Seni Latte Art
Para ayah tidak hanya berperan sebagai pencari nafkah, tetapi juga sebagai pendidik dan pengasuh aktif dalam tumbuh kembang anak.
Fenomena ini semakin kuat berkat dukungan kebijakan pemerintah yang progresif.
Di Swedia, misalnya, orang tua mendapat jatah 450 hari cuti berbayar yang bisa digunakan hingga anak berusia 12 tahun.
Fenomena “Latte Dad” pun menjadi gambaran bagaimana peran ayah yang hadir dan terlibat mampu membentuk hubungan keluarga yang lebih sehat, sekaligus menjadi cermin refleksi bagi negara lain, termasuk Indonesia.
Atas adanya fenomena dan dukungan penuh dari pemerintah ini jika terdapat seorang ayah yang tidak mengambil cuti sama sekali, hal ini menjadi sesuatu yang dianggap aneh dan tabu secara sosial masyarakat.
Norma positif ini membuat banyak ayah di Swedia aktif mendampingi tumbuh kembang anak.
Tidak heran jika sedang berkunjung disana sering ditemui pemandangan ayah yang sedang hangout bersama anak di ruang publik, seperti kafe dan lain sebagainya.
Adanya fenomena ‘Latte Dad’ memberikan dampak yang positif di kehidupan keluarga, rata-rata keluarga disana hidup dengan harmonis dan kelangsungan hidup cukup tinggi.
Dampak Positif Fenomena ‘Latte Dad’
- Memberikan pemahaman sejak dini tentang cinta dan perhatian datang dari kedua orang tua tidak hanya ibu.
- Meringankan beban ibu pasca melahirkan agar terhudan dari baby blues ataupun depresi.
- Menciptakan peran pengasuhan yang seimbang antara ibu dan ayah.
- Menciptakan keadaan keluarga yang lebih harmonis dan menekan angka perceraian.
- Menghilangkan budaya patriarki yang menekankan kepada seluruh tugas rumah kepada seorang ibu.
Editor: Siti Anisatusshalihah
Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.