Bantentv.com – Dampak pemerintah rilis pertumbuhan ekonomi, IHSG ditutup menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini, 5 November 2025, saham BBRI ditutup naik 0,25% ke posisi Rp 3.980 per saham.
Meski Harga saham BBRI sempat dibuka turun 30 poin ke posisi Rp 3.940 per saham. Namun, saham BBRI kemudian berada di level tertinggi Rp 3.990 dan level terendah Rp 3.910 per saham.
Total frekuensi perdagangan 26.642 kali dengan volume perdagangan 2.091.299 saham, serta nilai transaksi harian saham Rp 829 miliar.
Sementara itu, saham KDTN merosot 5,7% ke posisi Rp 149 per saham. Di mana harga saham KDTN dibuka stagnan di posisi Rp158 per saham.
Dengan begitu, saham KDTN berada di level tertinggi Rp 159 dan level terendah Rp 145 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.744 kali dengan volume perdagangan 71.676 saham dan nilai transaksi Rp1,1 miliar.
Sementara itu, meskipun harga saham BBCA dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 8.625 per saham. Namun harga saham BBCA ditutup berbalik arah menguat 0,58% ke posisi Rp8.700 per saham.
Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.700 dan terendah Rp 8.600 per saham. Total frekuensi perdagangan 23.308 kali dan volume perdagangan 1.549.174 saham dengan nilai transaksi Rp 1,3 triliun.
Beberapa saham Top Gainers sepanjang perdagangan (5/10), di antaranya:
- NTBK naik 34,78%
- SAFE naik 34,78%
- BAPA naik 31,43%
- COIN naik 24,70%
- PTSP naik 24,68%
Sementara itu, saham-saham berikut menjadi Top Losers dengan penurunan terdalam:
- BABY turun 15%
- FITT turun 10,48%
- KAQI turun 10,39%
- ZINC turun 10%
- ISAP turun 10%
Saham Teraktif Berdasarkan Nilai
Lima saham teraktif berdasarkan nilai transaksi tercatat sebagai berikut:
- BRMS – Rp 1,1 triliun
- BBCA – Rp 1,1 triliun
- COIN – Rp 863,6 miliar
- GOTO – Rp 721,4 miliar
- TLKM – Rp 623,7 miliar
Saham Teraktif Berdasarkan Frekuensi
Adapun saham dengan frekuensi transaksi tertinggi antara lain:
- BRMS – 86.322 kali
- COIN – 83.592 kali
- NTBK – 56.038 kali
- BABY – 53.942 kali
- TINS – 50.282 kali
Kenaikan IHSG pada pertengahan pekan ini menandakan optimisme investor masih terjaga, terutama di sektor perbankan. Namun tekanan jual pada sejumlah saham lapis kedua menunjukkan pelaku pasar tetap selektif menjelang rilis data ekonomi global dan laporan keuangan kuartal IV.