Rabu, Agustus 13, 2025
BANTEN VOICE 2025 DIBUKA
BerandaBeritaTrik Swalayan Agar Konsumen Tertarik dan Belanja Lebih Banyak

Trik Swalayan Agar Konsumen Tertarik dan Belanja Lebih Banyak

Bantentv.com – Pernahkah kamu berfikir, jika kamu melihat barang-barang di swalayan seperti minimarket dan supermarket tertata rapi ada alasannya?

Konon barang yang ditata rapi tersebut, merupakan trik yang dilakukan supermarket untuk pengaruhi pelanggannya. Bukan sembarang menata, namun ini sebagai penanda harga hingga tata letak barang digunakan untuk memengaruhi psikologi pembeli.

Seperti layaknya bisnis lain, supermarket atau toko yang menjual kebutuhan sehari-hari ini ingin penjualannya meningkat. Oleh karena itu, beberapa trik akan dilakukan demi menarik perhatian pada pelanggannya.

Dikutip dari Taste of Home pada 10 Agustus 2025, selain penawaran di kasir, trik swalayan ini juga terletak dari penanda harga hingga tata letak produk.

Walau terlihat sepele, namun trik ini dapat berpengaruh pada psikologi pembeli. Sehingga secara tidak langsung pembeli akan tertarik dengan produk yang tidak ada dalam daftar belanjanya.

Berikut trik toko agar konsumen lebih banyak belanja:

1. Penanda Harga Promosi

Bagi kaum emak-emak alias ibu-ibu, sudah menjadi kebiasaan saat berbelanja akan melihat label kuning terlebih dahulu.

Label kuning ini menandakan sebuah produk sedang dalam promo, sehingga barang yang ditawarkan jauh lebih murah.

Alasan lain di balik pemilihan warna kuning, adalah warna kuning lebih mencolok di antara label harga warna putih maupun warna-warna produk itu sendiri.

Selain itu, penanda harga promosi juga dicetak lebih besar. Tujuannya untuk mengganggu perhatian pembeli dan tertarik dengan apa yang dilihatnya, setidaknya mengalihkan pandangan denvan melirik pada produk yang ditawarkan dengan harga khusus.

2. Sayuran yang Basah

Jika kamu mendapati sayuran dan buah di supermarket dalam keadaan basah, hal ini agar sayur dan buah tersebut selalu tampak segar dan menggiurkan. Tapi faktanya sayuran di supermarket tidak sesegar yang dibayangkan.

Ada pekerja supermarket yang bertanggung jawab untuk bertugas menyemprotkan air pada sayuran dan buah secara berkala. Begitupula dengan penempatannya yang berada di lemari pendingin.

Hal ini untuk menimbulkan bulir-bulir air pada permukaannya dan akan memberikan kesan sayuran yang segar. Sehingga menarik perhatian pelanggan untuk dimasukkan ke dalam keranjang.

3. Minuman Dingin di Depan

Jika kamu menyadari, sebagian besar supermarket atau toko akan meletakkan lemari pendingin untuk minuman di bagian depan. Hal ini bertujuan untuk memengaruhi psikologi pembeli yang baru datang atau ingin membayar.

Membayangkan waktu berbelanja yang panjang dan melelahkan, konsumen akan tertarik untuk membeli minuman dingin yang menyegarkan.

Tanpa disadari pembelian minuman dingin tanpa rencana ini akan berdampak pada pengeluaran saat belanja. Tidak sedikit para konsumen mengalami pengeluaran yang membengkak akibat tergiur dengan minuman kemasan yang manis dan dingin.

Ilustrasi Rak Barang di Supermarket (Foto: Taste of Home)

4. Tata Letak yang Diubah

Secara berkala, supermarket akan mengubah tata letak produk mereka. Pelanggan dipastikan akan mengitari rak-rak lain untuk menuju barang yang diinginkan.

Saat melewati dari rute biasanya inilah yang memicu pelanggan melihat lebih banyak produk yang ditawarkan dan seringkali memutuskan untuk membeli barang lain atau sekedar mengetahui letak barang tersebut.

Begitupula dengan rak-rak di lorong supermarket. Produk dengan harga yang paling mahal akan diletakkan sejajar dengan pandangan pelanggan. Seperti makanan manis yang biasanya akan disimpan pada rak bawah dengan tujuan sejajar pada mata anak-anak.

Trik ini menjadi salah satu permainan psikologi yang dilakukan untuk mengundang lebih banyak pelanggan membeli produk dengan harga tertinggi.

5. Keranjang Besar

Sebelum masuk supermarket, konsumen atau pelanggan akan mengambil troli maupun keranjang di depan pintu masuk. Troli atau kereta dorong dan keranjang belanja sengaja didesain dengan ukuran besar.

Hal ini bertujuan tak hanya memudahkan pelanggan berbelanja dalam jumlah banyak, tetapi juga memengaruhi psikologi pembeli saat mengambil barang-barang dari rak.

Ketika kereta atau keranjang belanja terasa kosong, konsumen akan merasa barang yang dibelinya masih kurang atau berpikir apakah jumlah produk tersebut sudah mencukupi kebutuhan atau belum.

Dengan begitu, mereka akan tergerak mengambil lebih banyak produk dan dimasukkan ke dalam kereta atau keranjang belanjanya.

Editor: Qonitah M A

TERKAIT
- Advertisment -