Serang, Bantentv.com – Aliran sungai sepanjang 500 meter lebih di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang dipenuhi sampah plastik, sehingga menghambat aliran air sungai. Diduga sampah plastik tersebut, berasal dari masyarakat yang membuang sampah sembarangan karena tidak adanya tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Kondisi air sungai tampak hitam pekat, serta mengeluarkan aroma busuk yang menggangu masyarakat, tingginya tumpukan sampah sejajar dengan jalan pemukiman rumah masyarakat setempat.
Hal itu membuat sungai tidak bisa lagi dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mencuci mandi dan menangkap ikan dan udang.
Menurut keterangan masyarakat, permasalahan tersebut belum terselesaikan selama tujuh tahun lebih, warga berharap bantuan dari pemerintah provinsi dan pemerintah daerah setempat agar dibangun tempat pembuangan sampah (TPA) untuk masyarakat, sehingga warga tidak lagi membuang sampah sembarangan.
Saat ditemui di lokasi aliran sungai sampah, Nusi masyarakat setempat mengatakan, untuk permasalah sungai yang dipenuhi sampah ini terjadi sudah lama. Ia sangat terganggu dengan aroma tidak sedap apalagi saat kondisi musim hujan. Selain itu, menurutnya aliran sungai tersebut dulu tempat ia mencari udang dan ikan, hasil yang didapatnya lumayan banyak bisa untuk memenuhi kebutuhan dapurnya, tapi sekarang dipenuhi dengan sampah.
“Ini lebih dari tumpukan sampah ini mah namanya juga kita orang pinggiran yaa. Liat aja itu bukan sungai lagi namanya, sudah jadi tempat sampah aja dan jadi daratan. Dulu mah sungai ini lumayan menghasilkan ini kaya ada udang, ikan. Tapi sekarang jadi tempat sampah,” kata Nusi masyarakat setempat.
Sementara staf Desa Lontar Mochammad Pendi mengatakan sungai tersebut merupakan aliran dari daerah Desa Sujung dan Desa Kebon, sampai ke laut sehingga dua daerah tersebut tidak mengalami banjir, selain faktor sampah juga terdapat jembatan rusak yang menghalangi aliran air, sehingga menimbulkan kerugian bagi pemilik empang dari Desa Lontar.
Pihak Desa Lontar, telah mengimbau kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di aliran sungai, tetapi imbauan itu tidak dilakukan oleh masyarakat. Sejauh ini pihak Desa Lontar terus melakukan kordinasi ke beberapa instansi pemerintah Kabupaten Serang, sampai ke wakil presiden, agar permasalahan ini terselesaikan, karena sudah tujuh tahun lebih belum ada tindakan dari pemerintah setempat.
“Awalnya itu di tahun 2000 an itu awalnya lancar aja alirannya, sungai itu jadi pembuangan air dari daerah Sujung dan Kebon sampai ke sungai P. Tapi lama kelamaan karena memang proses untuk mengerukan kalinya itu tidak dilakukan sehingga mengendap dan jadi dangkal,” ujar Pendi.
Mochammad pendi berharap permasalahan sungai dan sampah bisa segera terselesaikan serta sungai P kembali normal seperti dulu. (imron/red)