Jumat, Agustus 1, 2025
PENDAFTARAN BANTEN VOICE
BerandaBeritaSilvofishery Jadi Solusi KPAPPD untuk Lindungi Pesisir dan Dukung Ekonomi

Silvofishery Jadi Solusi KPAPPD untuk Lindungi Pesisir dan Dukung Ekonomi

Serang, Bantentv.com – Kelompok Pecinta Alam Pesisir Pulau Dua (KPAPPD) Sawah Luhur menegaskan pentingnya menciptakan keseimbangan. Mereka ingin pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi di wilayah pesisir Kota Serang seimbang.

Pernyataan ini disampaikan dalam kegiatan bertajuk “Sinergitas Terhadap Rencana Pembangunan Kawasan Industri Sawah Luhur Kota Serang”. Acara ini berlangsung pada Kamis 31 Juli 2025, di kawasan Sawah Luhur, Kota Serang, Banten.

Ketua KPAPPD, Kasrudin, yang juga Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten, menekankan hal ini. Pembangunan kawasan industri harus berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan.

“Kami berharap pembangunan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, ekosistem mangrove dan habitat alami bibit bandeng (nener) tetap harus dijaga. Kita tidak boleh mengorbankan satu demi yang lain,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga keberlanjutan Cagar Alam Pulau Dua. Tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Provinsi Banten, baik untuk wisatawan lokal, nasional, maupun mancanegara.

“Menjaga kawasan konservasi ini adalah tanggung jawab kita bersama. Ini aset ekologis sekaligus pariwisata,” tambahnya.

Dorong Penerapan Silvofishery

Salah satu pendekatan berkelanjutan yang didorong KPAPPD adalah Silvofishery, atau aquasilviculture. Sistem ini mengintegrasikan penanaman mangrove dengan budidaya ikan, udang, atau kerang.

Sistem ini dirancang untuk meminimalkan kerusakan lingkungan, khususnya dengan tidak mengubah hutan mangrove menjadi tambak.

“Silvofishery bukan hanya menjaga lingkungan pesisir, tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat,” jelas Kasrudin.

Saat ini, KPAPPD mencatat bahwa dari total 35 hektare lahan konservasi di kawasan tersebut, masih dibutuhkan banyak bibit. Sekitar 7.000 bibit mangrove tambahan diperlukan untuk keperluan penyulaman dan peremajaan ekosistem.

Sejak tahun 2009, Kasrudin aktif terlibat dalam pelestarian pesisir di Sawah Luhur. Ia menjadi bagian dari kelompok masyarakat binaan Wetlands International, sebuah LSM yang fokus pada konservasi lahan basah.

Selama lebih dari 16 tahun, ia terus mengedukasi dan mengajak masyarakat. Mereka diwajibkan berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir di kawasan tersebut.

Editor: AF Setiawan

TERKAIT
- Advertisment -