Rabu, Oktober 15, 2025
BerandaBeritaSetahun Krisis Air, Warga Nambo Udik Terpaksa Beli Air Bersih untuk Kebutuhan...

Setahun Krisis Air, Warga Nambo Udik Terpaksa Beli Air Bersih untuk Kebutuhan Sehari-hari

Saluran WhatsApp

Serang, Bantentv.com – Puluhan warga Kampung Combrang, Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, masih menghadapi krisis air meskipun musim hujan telah tiba.

Kondisi ini sudah berlangsung selama satu tahun terakhir dan hingga kini belum juga menemukan solusi yang pasti.

Warga mengaku kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari mandi, mencuci, hingga memasak.

Karena tidak ada sumber air yang memadai, sebagian dari mereka terpaksa membeli air dari warga lain yang masih memiliki sumur aktif.

Baca Juga: Dampak Musim Kemarau, Warga Lebak Alami Krisis Air Bersih

“Di tempat saya ini, yang punya sumur ya pasti punya air, tapi kan banyak dari kita yang gak punya sumur sendiri, mau gak mau kita beli. Sudah hampir satu tahun seperti ini,” ujar Saiful, salah seorang warga setempat.

Berdasarkan keterangan warga, instalasi PDAM sebenarnya sudah terpasang sejak dua bulan lalu dan seluruh biaya pemasangan telah dibayarkan. Namun, hingga kini aliran air belum juga dibuka.

Warga menduga keterlambatan distribusi air ini terjadi karena pihak pengelola kawasan industri Modern belum mengaktifkan suplai air untuk wilayah mereka. Akibatnya, krisis air di kawasan tersebut terus berlanjut.

Puluhan warga Kampung Combrang, Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, masih menghadapi krisis air selama setahun terakhir (Bantentv.com/ Imron)
Puluhan warga Kampung Combrang, Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, masih menghadapi krisis air selama setahun terakhir (Bantentv.com/ Imron)

Kondisi ini semakin parah karena sebagian besar sumur warga mengering. Mereka menilai air tanah terserap oleh kawasan industri yang lokasinya berdekatan dengan permukiman.

Hal tersebut membuat masyarakat semakin bergantung pada penjualan air dari sesama warga.

Salah satu warga, Rusdi, yang memiliki sumur aktif, mengaku menjual air dengan harga terjangkau karena iba terhadap tetangganya.

“Berhubung warga kekurangan air, mereka mencari kesana-kesini sulit. Menunggu hujan, gak menentu. Akhirnya terpaksa dia beli ke saya, saya patok, 1 galon seribu rupiah, kalau beli Rp10 ribu saya kasih 12 galon. Uangnya saya buat untuk bayar listrik,” katanya.

Rusdi berharap Pemerintah Kabupaten Serang segera turun tangan untuk menyelesaikan krisis air yang dialami warganya.

Ia menilai pemerintah perlu memberikan perhatian lebih agar kebutuhan dasar masyarakat bisa terpenuhi.

Editor Siti Anisatusshalihah
TERKAIT
- Advertisment -