Bantentv.com – Pemerintah menyiapkan rangkaian insentif perjalanan wisata menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya melalui sektor pariwisata.
Stimulus ini diberikan untuk mendorong mobilitas masyarakat sekaligus memperluas akses perjalanan yang lebih terjangkau.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menjelaskan kebijakan insentif mencakup potongan harga untuk berbagai moda transportasi. Diskon berlaku untuk transportasi udara, darat, laut hingga penyeberangan.
Stimulus berlaku 22 Desember 2025 sampai 10 Januari 2026, dengan skema diskon yang berbeda di setiap layanan.
“Insentif ini berlaku 22 Desember 2025–10 Januari 2026. Ada potongan 13–14% untuk tiket pesawat, diskon 30% untuk kereta api, serta penghapusan biaya jasa pelabuhan bagi angkutan penyeberangan. Untuk angkutan laut, diskon 20% berlaku lebih awal mulai 17 Desember 2025,” ujar Widiyanti dalam pernyataan resminya, Minggu, 16 November 2025.
Baca Juga: Liburan Akhir Tahun Lebih Hemat! Pemerintah Kasih Diskon Tiket hingga 30%
Selain memberikan keringanan tarif transportasi, pemerintah juga menyiapkan dukungan lanjutan bagi para pelaku industri pariwisata.
Salah satunya adalah insentif PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP). Ini berlaku untuk pekerja sektor pariwisata dengan pendapatan hingga Rp10 juta per bulan.
Untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja, pemerintah juga membuka program magang satu tahun dengan uang saku bagi lulusan baru bidang pariwisata.
Program ini menggandeng 39 perusahaan dan menyediakan 457 lowongan kerja.
“Agar kebijakan ini berjalan efektif, kami memperkuat promosi serta pemantauan bersama OTA dan seluruh pemangku kepentingan,” tambah Widiyanti.
Diskon Tiket Pesawat di Periode Nataru 2026
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, memastikan penurunan harga tiket pesawat. Diskon ini berlaku untuk penerbangan domestik kelas ekonomi selama periode 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.
Langkah ini diambil untuk menjaga konektivitas dan memastikan tarif tetap terjangkau di tengah lonjakan permintaan.
“Kebijakan ini kami ambil agar mobilitas masyarakat tetap lancar dengan harga yang lebih ramah di kantong,” ujar Dudy di Jakarta.
Untuk mengantisipasi kenaikan jumlah penumpang, Kementerian Perhubungan juga menambah kapasitas angkutan udara. Ini dilakukan melalui extra flight dan penggunaan pesawat berkapasitas lebih besar di rute padat penumpang.
“Momentum Nataru selalu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi sektor transportasi. Kami menyiapkan strategi menyeluruh agar layanan berjalan optimal dan tetap berpihak kepada masyarakat,” tambahnya.
Dudy berharap kebijakan penurunan tarif dan penambahan kapasitas ini dapat diterapkan secara konsisten oleh seluruh maskapai. Termasuk Garuda Indonesia, demi mendukung kelancaran perjalanan akhir tahun.