Bantentv.com – Setelah massa buruh membubarkan diri dari depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 28 Agustus 2025. Kini telah berganti mahasiswa turun aksi ke DPR yang kembali turun ke jalan.
Mahasiswa yang turun pada aksi ke depan gedung DPR dari sejumlah kampus yang ada di sekitaran Jakarta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, membenarkan adanya kedatangan massa mahasiswa dari sejumlah kampus di antaranya Unindra PGRI, Universitas Pancasila.
“Unindra PGRI dan Universitas Pancasila,” ujar Ade Ary saat ditemui wartawan di dalam kompleks DPR.
Baca Juga: Buruh Tuntut Hapus Sistem Outsourcing dan Tolak UU Cipta Kerja
Mahasiswa berdatangan sekitar pukul 13.50 WIB, dari arah jalan gerbang pemuda menuju gerbang utama DPR, setelah massa aksi sebelumnya membubarkan diri.
Para mahasiswa datang menggunakan perlengkapan seperti almamater, bendera, toa, dan lain sebagainya.
Sambil berjalan menuju gerbang utama DPR, para mahasiswa sambil menyanyikan lagu perjuangan “Buruh Tani” dengan suara yang cukup keras menggambarkan semangat yang membara.
Saat tiba di lokasi, sekumpulan mahasiswa berbaris untuk bergabung di depan sambil meneriakkan yel-yel keras.
“DPR harus dibubarkan!” seru seorang koor sekumpulan mahasiswa.
Di depan gerbang utama DPR yang semakin tidak kondusif. Beberapa mahasiswa duduk di badan jalan, ada juga yang tetap berdiri di atas pagar pembatas jalan sambil melambaikan bendera.
Sekumpulan mahasiswa membentangkan spanduk yang bertuliskan “Rakyat Lawan Oligarki” dan “Pancasila Kawal Demokrasi”.
Sebelumnya, pada pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB, massa buruh dari berbagai kelompok lebih dulu menggelar aksi di titik yang sama, dengan tuntutan kenaikan upah minimum dan pencabutan aturan outsourcing yang dianggap memberikan banyak kerugian bagi para pekerja.
Setelah masa buruh membubarkan diri secara bertahap, sejumlah kelompok mahasiswa yang datang langsung mengambil alih jalannya aksi unjuk rasa.
Kepolisian dengan penjagaan di sekitaran Gedung DPR telah memperketat pengamanan demi mengantisipasi kerusuhan yang tidak diinginkan.
Editor : Erina Faiha