Selasa, September 9, 2025
BerandaBeritaMiris! Satu Keluarga Miskin di Lebak Tinggal di Gubuk Reyot

Miris! Satu Keluarga Miskin di Lebak Tinggal di Gubuk Reyot

Saluran WhatsApp

Bantentv.com – Satu keluarga, Tia 40 tahun, suaminya Rahmat 37 tahun, beserta dua anaknya yang merupakan warga Kampung Ciluluk, Desa Keusik, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten, tinggal di rumah tidak layak huni berukuran 3×4 selama 10 tahun.

Mereka terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni karena keterbatasan ekonomi membuat keluarga ini tak mampu membangun rumah.

Selama sepuluh tahun, satu keluarga ini tinggal di rumah yang terbuat dari kayu dan anyaman bambu tersebut sudah terlihat miring dan hampir roboh. Sementara pada setiap sisi bangunannya terlihat bolong-bolong dan hanya ditutupi terpal serta kain usang.

Tidak ada lantai ubin, atap bocor, bahkan tiang kayu penyangga bangunan rumah mereka kondisinya pun telah lapuk dimakan rayap.

Bukan tanpa alasan, Tia bersama suami dan kedua anaknya tinggal di rumah tak layak huni dalam kondisi memprihatinkan karena faktor ekonomi. Dalam sehari penghasilan kadang Rp15.000 hingga Rp 20.000. Meski demikian dirinya bersyukur atas pendapatan yang didapat oleh suaminya.

Tia mengaku, pekerjaan suaminya sebagai buruh angkutan pasir tidak mampu membangun rumah yang layak.

Baca juga: Perbaikan RTLH masih Program Prioritas Pemkab Serang

“Udah lama mungkin udah sepuluh tahun, tinggal sama suami dan dua anak. Penghasilan suami kadang Rp15.000, kadang Rp20.000 paling besar buat beli beras sama buat jajan anak sekolah,” ujar Tia.

Sementara Kepala Desa Keusik, Deden Handayani mengatakan, pihaknya sudah melakukan usulan terkait program RTLH di desanya, namun hingga kini satu pun belum ada yang terealisasi.

“Udah sering diajukan untuk bantuan RTLH, tapi sampai saat ini belum ada titik temu  untuk RTLH. Jadi pengajuan mah dari tahun 2022 itu sudah diajukan, bahkan bukan Rahmat aja itu hampir ada 40 rumah yang diajukan tapi sampe saat ini belum ada RTLH,” kata Deden Handayani Kades Keusik.

Kini Tia dan keluarganya hanya bisa pasrah dengan kondisi saat ini, meski sering dilanda ketakutan.

Erina Faiha Qothrunnada

Editor: Lilik HN

TERKAIT
- Advertisment -