Serang, Bantentv.com – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mendesak Polri mengusut aktor intelektual di balik kekerasan delapan jurnalis di Serang.
Ia menegaskan tidak boleh ada pihak menghalangi kerja jurnalistik, khususnya dalam mengungkap informasi publik yang menyangkut kepentingan masyarakat.
“Kami sangat prihatin dan menyesalkan perbuatan seperti ini,” ujar Hanif saat bertemu jurnalis korban intimidasi di Kota Serang, Jumat 22 Agustus 2025.
Hanif menyebut kementeriannya telah melayangkan surat resmi kepada kepolisian, mulai Polres hingga Kapolri, terkait kasus kekerasan tersebut.
“Kami merasa sangat keberatan dan akan mengawal proses ini,” ujarnya menegaskan.
Baca Juga: KLH/BPLH Prihatin Insiden Kekerasan terhadap Jurnalis di Kawasan Industri Serang
Di sisi lain, Menteri LH Hanif menduga pelaku lapangan tidak bertindak sendiri. Ia menilai karyawan perusahaan tidak mungkin berani tanpa perintah atasan.
“Pimpinan perusahaan PT Genesis harus bertanggung jawab,” ucap Hanif.

Ia memastikan biaya pengobatan korban ditanggung kementerian. “Biaya pengobatan akan kami bebankan kepada kementerian,” katanya.
Hanif menegaskan negara tidak boleh kalah dari premanisme. “Siapa pun pelakunya, kita lawan, karena tanggung jawab kami kepada rakyat,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI Syamsu Rizal juga menuntut kasus kekerasan ini diusut adil dan transparan.
“Kekerasan terhadap jurnalis adalah pelanggaran kebebasan pers. Negara wajib hadir memberikan perlindungan,” kata Rizal.
Ia menambahkan, jika benar ada keterlibatan Brimob, maka sanksi tegas wajib dijatuhkan tanpa pandang bulu.
“Oknum Brimob yang terbukti melakukan pengeroyokan harus dihukum berat. Jangan ada kesan pembiaran,” tegasnya.
Menurutnya, pembiaran hanya akan mencoreng institusi Polri dan menimbulkan ketakutan bagi jurnalis.
Ia mengingatkan, kebebasan pers adalah pilar demokrasi yang harus dijaga demi penyampaian informasi benar kepada publik.
“Segala bentuk intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis adalah ancaman serius terhadap demokrasi,” ujarnya.
Editor: AF Setiawan