Bantentv.com – Kementerian Agama Republik Indonesia resmi mengumumkan rangkaian acara peringatan Hari Santri 2025 yang dikemas dalam program besar bertajuk Astahasa atau Delapan Agenda Besar Hari Santri.
Rangkaian kegiatan ini bukan hanya perayaan simbolik, tetapi juga bentuk refleksi dan dedikasi santri terhadap bangsa dan peradaban dunia.
Puncak acara dijadwalkan berlangsung pada Malam Bakti Santri untuk Negeri di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, 25 Oktober 2025, yang rencananya dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia.
Delapan Agenda Utama Hari Santri 2025
Mengacu informasi dari laman resmi Kementerian Agama RI, berikut delapan acara dalam peringatan Hari Santri 2025:
- Ithlaq Hari Santri: 22 September 2025 di Tebuireng, Jombang.
- Halaqah Astalokha: 22 September–20 Oktober 2025 di delapan titik strategis seluruh Indonesia.
- Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional: 1–7 Oktober 2025 di Pesantren As’adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan.
- Gerakan Ekoteologi “Satu Santri Satu Pohon”: 2 Oktober 2025, serentak di 100 titik di 34 provinsi.
- Expo Kemandirian Pesantren: 2–7 Oktober 2025 di Sengkang, Wajo, dan seluruh PTKIN Indonesia.
- Pesantren Award 2025: 20 Oktober 2025 di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag RI.
- Doa Santri untuk Negeri: 21 Oktober 2025 di Masjid Istiqlal dan secara daring serentak di 34 provinsi.
- Malam Bakti Santri untuk Negeri Bersama Presiden RI: 25 Oktober 2025 di TMII Jakarta.
Tema Resmi: Santri dan Peradaban Dunia
Melalui Surat Edaran Menteri Agama RI Nomor 4 Tahun 2025, tema besar Hari Santri tahun ini ditetapkan:
“Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.”
Tema tersebut mencerminkan peran penting santri sebagai penjaga moral, penggerak perubahan, sekaligus pembawa nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan ke panggung global.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag menegaskan, Hari Santri bukan sekadar seremoni, tetapi momentum bagi santri untuk menunjukkan kontribusi nyata dalam membangun bangsa, dari pesantren, untuk dunia.
Dengan semangat tersebut, santri diharapkan tidak hanya menjaga tradisi keislaman yang moderat, tetapi juga menjadi pelopor kemajuan bangsa yang berkarakter dan berperadaban.