Bantentv.com – Maraknya penyebaran berita bohong atau hoaks di era digital menjadi perhatian serius banyak pihak.
Dampaknya yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat membuat isu ini penting untuk disikapi secara bersama-sama, terutama melalui pendidikan literasi digital sejak dini.
Sebagai bentuk kepedulian, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) dan Praktik Kerja Lapangan (PPL) Kelompok 5 Banten TV bersama mahasiswa Praktik Lapangan Profesi (PLP) Integratif kelompok 1 UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten menyelenggarakan seminar sosialisasi bertajuk “Kolaborasi Aktif Melawan Hoaks di Era Digital”.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Boarding MAN 2 Kota Serang pada Senin, 25 Agustus 2025.
Acara ini dihadiri oleh 60 siswa MAN 2 Kota Serang juga Wakil Kepala Sekolah Drs. Saehudin.
Kehadiran berbagai pihak tersebut menunjukkan pentingnya keterlibatan bersama dalam membangun kesadaran kritis di tengah derasnya arus informasi digital.
Kegiatan berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Para siswa aktif bertanya maupun memberikan tanggapan terkait fenomena hoaks di lingkungan mereka, sehingga menciptakan diskusi yang hidup.
Melalui forum ini, diharapkan lahir generasi muda yang lebih cerdas dan bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, sekaligus mampu menjadi agen penyebar literasi digital di masyarakat.
Dalam sambutannya, Wakil Kepala Sekolah Drs. Saehudin menekankan pentingnya literasi digital bagi para pelajar. Menurutnya, di tengah derasnya arus informasi, kemampuan memilah berita menjadi kunci agar tidak mudah terpengaruh.
”Kita sama-sama tahu di abad globalisasi ini, informasi bertebaran di mana-mana. Jangan hanya menerima dari satu arah, tetapi cek kembali apakah berita tersebut benar atau tidak. Karena hoaks bisa menjerumuskan kita kepada kesalahpahaman, bahkan perpecahan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana, Alvian Ramadhan, menjelaskan tujuan diadakan sosialisasi ini untuk mengedukasi siswa agar lebih waspada terhadap bahaya hoaks serta menumbuhkan sikap kritis dalam menerima setiap informasi di era digital.
Baca Juga: Finlandia Mendidik Anak Melawan Hoaks Sejak Dini
”Melalui sosialisasi ini, saya harap siswa yang hadir hari ini memperoleh kesadaran yang lebih baik tentang ancaman hoaks sekaligus membiasakan diri untuk tidak langsung percaya pada setiap informasi yang diterima,” jelasnya.
Dalam paparannya, pemateri Fachru menekankan pentingnya sikp kritis dan kebiasaan melakukan double check terhadap informasi sebelum menerimanya atau membagikannya kepada orang lain.
Fachru juga menautkan materi dengan isu-isu terkini yang tengah ramai di masyarakat, seperti maraknya hoaks terkait kebijakan pemerintah, program bantuan sosial, hingga isu pendidikan dan kesehatan.
Selain itu, Fachru juga mengajak para siswa untuk menjadikan media sosial bukan sekadar ruang hiburan, melainkan wadah edukasi dan penyebaran informasi yang bermanfaat.
Ia mengingatkan agar pelajar mampu menjadi agen literasi digital yang mendorong masyarakat lebih cerdas dalam bermedia.
Sesi diskusi berlangsung dinamis. Sejumlah siswa mengaku pernah terkecoh oleh berita hoaks yang beredar di aplikasi pesan instan maupun media sosial populer.
Mereka kemudian berdiskusi bersama pemateri mengenai cara sederhana memverifikasi informasi, misalnya dengan mengecek sumber berita resmi atau melakukan klarifikasi ke kanal terpercaya.
Acara ditutup dengan refleksi bersama, di mana para siswa menyatakan komitmen untuk lebih berhati-hati dalam menyaring informasi.
Harapannya, melalui kegiatan ini, generasi muda tidak hanya lebih peka terhadap bahaya hoaks, tetapi juga mampu menjadi garda terdepan dalam membangun ekosistem informasi yang sehat di masyarakat.
Editor: Siti Anisatusshalihah
Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.