Bantentv.com – Pasca geruduk rapat Panja RUU TNI di hotel Fairmont, kantor KontraS di Jalan Kramat II, Kwitang, Jakarta Pusat, hingga Minggu petang, di pantau orang tak dikenal (OTK).
Sebelumnya orang tak dikenal ini berupaya untuk masuk ke dalam kantor kontraS, Minggu dini hari. “Dini hari, 16 Maret 2025, kantor KontraS didatangi orang tak dikenal (OTK) yang berusaha untuk masuk,” tulis unggahan @kontraS di unggahan akun medsosnya .
“Selain itu, rentetan panggilan dari nomor tak dikenal juga dialami oleh staf kami yang melakukan aksis interupsi dalam rapat panitia kerja pembahasan revisi UU TNI di hotel Fairmont pada hari Sabtu, 15 maret 2025,” sambungnya.
Masih dalam unggahannya, KontraS juga membagikan dokumentasi dari tangkapan layer CCTV terkait situasi di sekitar halaman kantor KontraS dini hari pukul 02.00 WIB dan Minggu pagi, pukul 07.32 WIB.
Dari tangkapan layer CCTV tersebut, memperlihatkan ada tiga orang tak dikenal yang mendatangi kantor KontraS. Dua orang mengenakan jaket warna gelap dan satu orang mengenakan kaos panjang abu-abu.
Baca juga: Rapat Panja RUU TNI di Hotel Digeruduk Masyarakat Sipil
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Dimas Bagus Arya Saputa mengungkapkan, saat ini memang situasinya tidak begitu kondusif karena adanya teror dari pihak-pihak tidak dikenal, yang mendatangi kantor kami.
Namun, Kontras tengah menimbang untuk melakukan upaya hukum terhadap dugaan teror yang dilakukan oleh orang tidak dikenal tersebut.
“Ketika keadaan tidak berkunjung membaik begitu, mungkin akan ada upaya-upaya yang akan coba kami tempuh namun tentunya didahulukan pertimbangan-pertimbangan matang di internal,” kata Dimas.
Sebelumnya, rapat Panitia Kerja (Panja) Komisi I DPR RI dengan pemerintah membahas Revisi Undang-Undang (RUU) TNI digeruduk sejumlah aktivis yang mengatasnamakan diri dari Koalisi Reformasi Sektor Keamanan Pemerhati Pertahanan.
Mereka meminta agar rapat Panja RUU TNI dihentikan, dan mempersoalkan rapat panja ini digelar secara tertutup dan dilakukan di hotel mewah di tengah maraknya efisiensi anggaran.
Pembahasan dalam RUU TNI sendiri jauh dari substansi serta tidak menyelesaikan masalah struktural institusi TNI dan justru ada usulan penambahan posisi untuk prajurit di ranah sipil, hal ini malah menjauh dari profesionalisme TNI dan semangat Reformasi.