Bantentv.com – Matcha adalah minuman yang berasal dari daun teh asli Jepang. Minuman ini dulunya hanya dihidangkan dalam bentuk minuman tradisional, sebelum akhirnya muncul berbagai variasi seperti latte, es krim, kue, hingga smoothie.
Di Jepang, saat ini tengah menghadapi krisis pasokan matcha, usai bubuk tek hijau ini viral dan mendunia.
Kehadirannya di berbagai kafe dan restoran, maka makin banyak minat anak muda bahkan orang dewasa menikmati minuman berwarna hijau ini. Apalagi saat ini sudah banyak varian menu-menu campuran matcha yang viral di media sosial.
Dibalik euphoria tersebut, justru di negara asalnya Jepang, sedang mengalami penurunan drastis dalam produksi matcha.
Bahkan, banyak petani kesulitan memenuhi permintaan matcha yang melonjak tajam dari pasar global.
Dikutip dari Reuters, kelangkaan tersebut terjadi karena suhu panas di Jepang yang tinggi sehingga membuat hasil panen daun teh yang menjadi bahan dasar matcha menurun tajam.
Kyoto, wilayah yang menyumbang banyak produksi daun teh kering yang digiling menjadi bahan dasar matcha, mengalami kegagalan panen setelah dilanda musim paling panas dalam sejarah Jepang.
Menurut Asosiasi Produksi Teh Jepang, produksi tencha di Jepang telah mencapai 5.336 ton pada 2024. Produksi ini naik hampir 2,7 kali lipat dari sepuluh tahun sebelumnya.
Namun, produksi di tahun 2025 ini diperkirakan akan menurun. Pemerintah Jepang saat ini mendorong peningkatan produksi matcha dengan memberikan subsidi dan mempertimbangkan perubahan kebijakan guna mendukung para petani beralih dari teh daun biasa ke tencha.
Namun, upaya ini dinilai sebagai solusi jangka panjang. Pasalnya, ladang teh baru membutuhkan waktu sekitar lima tahun sebelum dapat dipanen secara optimal. Di sisi lain, lonjakan permintaan terus berlangsung di pasar global, yang membuat suplai semakin tertekan.
Pasar global matcha diperkirakan akan melonjak dari US$ 2,8 miliar pada 2023 menjadi sekitar US$ 5 miliar pada 2028.
Bahkan, sejumlah toko yang menjual matcha di Jepang sudah mulai memberlakukan batasan. Setiap konsumen hanya boleh membeli satu kaleng bubuk teh hijau tersebut.
Erina Faiha Qothrunnada