Bantentv.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Banten mendapatkan kunjungan kehormatan dari Donor Advisory Group (DAG)-International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), Kota Serang, Selasa, 14 Oktober 2025. Pada kesempatan tersebut, mereka menyatakan kekaguman pada tata kelola organisasi, pembinaan relawan, hingga pengelolaan keuangan yang dilakukan PMI Banten.
“Saya rasa kunjungan ini sangat mengesankan. Saya pikir, sebagai perwakilan dari negara lain, kita bisa belajar satu sama lain,” kata Anders Pedersen International Director of the Swedish Red Cross, sekaligus Koordinator Penasehat DAG.
Ia menilai, PMI Banten telah membimbing relawan dengan baik sehingga terus punya semangat dalam melaksanakan tugas kepalangmerahan.
“Kami tahu itu tantangan dari kita, tetapi PMI Banten tidak hanya merekrut, tapi mempertahankan mereka,” ujarnya.
Baca Juga: PMI Banten Sukses Gelar Jumbara PMR IV, Dapat Apresiasi IFRC dan Palang Merah Jepang
Anders juga memuji PMI Banten dalam pembiayaan program kegiatan. Antara lain mampu mengajak banyak pihak untuk melakukan donasi.
“Itu menunjukkan organisasi yang mandiri. Ini memberi saya banyak inspirasi. Saya akan bawa untuk meningkatkan lebih lanjut di negara saya,” ujarnya.
Sekadar diketahui, DAG merupakan forum strategis antara Sekretariat IFRC (organisasi internasional palang merah) dan para mitra donor utamanya. Termasuk pemerintah dan Palang Merah Nasional dari berbagai negara.
Tahun ini, DAG diketuai bersama oleh IFRC, Pemerintah Swedia, dan Palang Merah Swedia, dengan fokus tematik pada aksi antisipatif, pelokalan, dan kesinambungan finansial. Delegasi yang hadir berasal dari pemerintah dan Palang Merah Australia, Kanada, Spanyol, Swedia, Belanda, dan Inggris.
Ketua PMI Banten Ratu Tatu Chasanah mengucapkan terima kasih atas segala dukungan IFRC dan sejumlah negara kepada PMI Banten. Antara lain dalam penanggulangan wabah flu burung, recovery tsunami Selat Sunda, penanggulangan pasca banjir bandang di Kabupaten Lebak, pemulihan Covid-19, pandemic preparedness program (CP3), dan program lain.
Menurut Tatu, PMI Banten terus melaksanakan program yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan. Termasuk terus melaksanakan pelayanan darah di 7 unit donor darah kabupaten/kota.
“Saat ini, terdata 1.990 relawan PMI yang tersebar di delapan kabupaten/kota. kita telah melakukan proses pembinaan, pelatihan, dan penguatan kompetensi. Kepada para relawan, kami telah memberikan asuransi ketenagakerjaan,” ujarnya.
Terkait pendanaan program, selain ditopang dari bantuan hibah Pemprov Banten, dilakukan pula donasi dari berbagai perusahaan dan perorangan. Donasi tersebut bernama program Sahabat PMI Banten.
“Sebagai prinsip dasar kepalangmerahan, kami juga harus mandiri. maka secara bertahap, dari dukungan dana yang masuk kami gunakan untuk memperkuat kemandirian. Mulai dari membangun klinik, tempat sertifikasi dan pelatihan, hingga gedung serba guna berkapasitas 500 orang lebih,” ujarnya.
Kemudian melalui proses akreditasi, kata Tatu, PMI Banten telah ditetapkan menjadi yang terbaik secara nasional.
“Prestasi ini tidak lepas dari dukungan IFRC, para negara pendonor, PMI pusat, Pemerintah Provinsi Banten, para pengusaha, pers, dan masyarakat pada umumnya. kepada semua kami ucapkan terima kasih tidak terhingga,” ujarnya.
Pada kesempaten tersebut, hadir Ketua DPRD Banten Fahmi Hakim, Kepala Dinkes Banten Ati Pramudji Hastuti mewakili Gubernur Banten, pengurus PMI Kabupaten Kota, hingga para relawan dari KSR dan PMR.
Semua delegasi mendapatkan penjelasan menyeluruh tentang Banten, perkembangan PMI Banten, meninjau markas, hingga Gudang Regional PMI.
Editor : Erina Faiha