Cilegon, Bantentv.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon mencatat bahwa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi penyumbang terbesar angka pengangguran di daerah tersebut.
Berdasarkan data terbaru, sekitar 40 persen atau sekitar 7.000 orang pengangguran di Cilegon merupakan lulusan SMK, sementara lulusan sarjana berkisar antara 2.000 hingga 3.000 orang.
Kepala BPS Cilegon, Dadan Sudamardi, menjelaskan bahwa total jumlah pengangguran di Kota Cilegon saat ini mencapai 15.000 orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, naik dari 6,08 persen pada 2024 menjadi 7,41 persen pada 2025.
“Berdasarkan hasil rilis terakhir bahwa angka pengangguran di Kota Cilegon, itu lima belas ribu (15.000). Kemudian tingkat pengangguran terbuka (TPT) itu 7,41 persen atau meningkat dari tahun sebelumnya (2024) sekitar 6,08 persen,” ujar Dadan.
Baca Juga: Pengangguran di Indonesia Naik Per Februari 2025 Jadi 7,28 Juta Orang
Ia menambahkan bahwa lulusan SD, SMP, SMA, dan SMK sama-sama berkontribusi terhadap peningkatan jumlah pengangguran, meskipun lulusan SMK menjadi kelompok paling dominan.
Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kota Cilegon untuk segera menyiapkan langkah strategis dalam menekan laju peningkatan pengangguran, terutama di kalangan usia produktif.
“Jadi itu membahas soal strategi bagaimana untuk terus Kota Cilegon, menurunkan angka TPT ini. Angka yang kemarin di rilis jadi pemicu pemerintah Kota Cilegon, bagaimana strategi untuk menurunkan angka pengangguran dari sektor mana saja,” katanya.
Diketahui, peningkatan angka pengangguran di Kota Cilegon mencerminkan tantangan tersendiri bagi sektor pendidikan dan ketenagakerjaan.
Lulusan SMK yang sejatinya disiapkan untuk siap kerja justru mendominasi data pengangguran, sehingga dibutuhkan evaluasi menyeluruh terhadap relevansi kurikulum kejuruan dengan kebutuhan industri lokal.