Lebak, Bantentv.com – Jelang bulan Ramadan 1446 Hijiriah, perajin kolang-kaling di Kampung Kebon Kelapa, Desa Sukadaya, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten mulai memproduksi kolang-kaling.
Kolang- kaling atau biasa dikenal dengan buah atap yang berwarna putih kenyal ini biasanya menjadi bahan pelengkap menu berbuka puasa seperti kolak pisang, es campur dan yang lainnya.
Dalam proses pembuatan kolang-kaling ini diawali dengan merebus buah aren di atas tungku bara api yang panas selama kurang lebih 2 jam untuk menghilangkan getahnya. Setelah itu, buah aren yang sudah direbus langsung diangkat dan dibelah serta diambil daging buahnya.
Kemudian kolang- kaling dipipih satu persatu dengan cara ditumbuk, setelah itu direndam ke dalam air selama dua hari. Tujuannya agar buah kolang kaling bersih dan dagingnya lebih kenyal.
Salah satu perajin kolang-kaling musiman Juned mengaku, mulai produksi kolang-kaling jelang memasuki bulan suci Ramadan. Keluarga ini mulai disibukkan membuat olahan kolang- kaling untuk dijual keliling kampung.
“Setiap tahun saya ngolah kolang kaling ini, di jualnya ada yang datang ke sini, saya juga keliling kampung buat jualin ini,”kata Juned perajing kolang kaling.
Usaha musiman yang dikelola oleh satu keluarga ini sudah berlangsung sejak belasan tahun lalu, bahkan berlanjut hingga saat ini. Makanya tak heran jika usaha musiman yang digelutinya selama ini menjadi lahan meraup keuntungan yang menjanjikan.
Dalam sehari keluarga ini mampu menghasilkan belasan hingga puluhan kilogram kolang- kaling dengan harga jual Rp12.000 ribu perkilogram.
Erina Faiha Qothrunnada
Editor: Lilik HN