Jumat, Agustus 22, 2025
BerandaBeritaAdvertorialDPRKP Kabupaten Serang segera Realisasikan 200 Unit RTLH di Kabupaten Serang

DPRKP Kabupaten Serang segera Realisasikan 200 Unit RTLH di Kabupaten Serang

Serang, Bantentv.com – Sebanyak 200 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang berada di 29 Kecamatan di Kabupaten Serang akan segera menerima bantuan perbaikan rumah tidak layak huni dari Pemkab Serang melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP).

Kepala DPRKP Kabupaten Serang Okeu Oktaviana menjelaskan, program ini menjadi prioritas karena berkaitan dengan pengentasan RTLH bagi MBR di Kabupaten Serang.

“Tahun ini, DPRKP akan memberikan bantuan perbaikan sebanyak 200 unit RTLH yang tersebar di 29 kecamatan,” ungkap Okeu.

Ia menjelaskan, pada 2022 dan 2023 sudah didata RTLH di Kabupaten Serang masih ada 8.196 unit RTLH, dan rencananya perbaikan akan dilakukan secara bertahap. Tinggal dimatangkan di Bappeda dan di SK-kan Bupati, Program perbaikan RTLH tersebut dilakukan secara bertahap dan menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran.

“Bantuan RTLH juga akan mendapat dukungan dari Pemprov Banten dan pemerintah pusat, tapi kalau dari pusat melalui kementerian PUPR kemungkinan bantuannya untuk 1.000 unit,” katanya.

Menurut Okeu, bantuan dari Pemkab Serang berupa bantuan keuangan yang diberikan langsung kepada penerima, pihaknya juga terus mengawal proses pembangunan perbaikan RTLH itu dengan menunjuk fasilitator sebagai pihak yang mendampingi dalam pembangunan rumahnya.

“Jangan sampai tujuannya tidak sesuai dengan harapan, makanya kami rekrut fasilitator untuk dampingi penerima dalan proses perbaikan RTLH,” ujarnya.

Sejak 2013 penanganan RTLH di Kabupaten Serang telah mencapai 13.640 unit telah dibangun secara bertahap. Ia pun menargetkan perbaikan RTLH rampung hingga 2030 mendatang, yang artinya berlanjut pada program bupati baru, untuk pendataan rumah yang tidak layak huni itu dilihat berdasarkan enam parameter, mulai dari jalan lingkungan, drainase, sanitasi, tempat pembuangan sampah sementara, pemadam kebakaran, dan tentunya rumahnya itu sendiri.

“Kenapa sampai saat ini masih banyak, pertama kemungkinan dulu dipetakan sebagai Masyarakat MBR namun tidak adanya daya beli, kedua sudah 10 tahun mungkin anaknya masih kecil dan sekarang sudah berkeluarga dan membuat gubug lagi,” katanya. (adv)

TERKAIT
- Advertisment -