Jumat, November 28, 2025
BerandaHiburanLeumeung Khas Malimping Hangatnya Tradisi dalam Balutan Daun Bambu

Leumeung Khas Malimping Hangatnya Tradisi dalam Balutan Daun Bambu

Saluran WhatsApp

Bantentv.com – Di sudut selatan Banten, tepatnya di Malimping, ada sebuah kuliner tradisi yang aromanya mampu menghidupkan kenangan yaitu Leumeung.

Makanan sederhana yang dibalut daun bambu ini bukan sekadar panganan, melainkan jejak sejarah dan kehangatan keluarga yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Konon, leumeung sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Banten sejak masa dahulu kala. ketika bahan pangan harus diolah dari hasil bumi yang tersedia.

Beras ketan yang melimpah, santan dari kelapa kampung, dan daun bambu yang mudah ditemukan, disatukan dalam proses memasak yang penuh kesabaran.

Leumeung kemudian menjadi bekal perjalanan, hidangan saat panen raya, hingga suguhan spesial untuk tamu kehormatan pada masa kesultanan Banten.

Aroma khasnya muncul dari proses pembakaran yang dilakukan perlahan di atas bara api. Daun bambu yang menghitam tak ubahnya selimut pelindung, menjaga rasa manis gurih ketan bercampur santan agar meresap sempurna.

Baca Juga: Ketan Gerong Salah Satu Takjil Berbuka Puasa Legendaris

Saat batang bambu mulai mengeluarkan bunyi letupan kecil, itulah tanda bahwa leumeung siap dinikmati.

Bagian terbaik adalah momen membuka bambu panasnya ada sensasi deg-degan yang langsung terbayar ketika ketan putih pulen muncul dengan aroma yang begitu akrab dan menenangkan.

Selain menjadi camilan pengganjal perut, leumeung juga punya “pasangan hidup” yang membuatnya semakin istimewa.

Biasanya disajikan bersama ikan asin, sambal terasi pedas, atau empal daging khas Banten. Perpaduan rasa gurih ketan dan pedas-asin sambal menghadirkan harmoni yang membuat lidah tak kuasa berhenti mengunyah.

Ada juga yang menikmatinya bersama tape peyeum atau kopi hitam panas di pagi hari yang menjadi kombinasi sederhana namun selalu berhasil membangkitkan selera.

Resep Leumeung Khas Malimping

Bahan-bahan:

  • 500 gr beras ketan putih, cuci bersih dan rendam ± 2 jam
  • 400 ml santan kental (dari 1 butir kelapa tua)
  • 1 sdt garam
  • 2 sdm gula pasir atau sesuai selera (opsional)
  • Daun bambu atau batang bambu muda secukupnya untuk wadah
  • Daun pisang (untuk alas bagian dalam bila diperlukan)

Cara Membuat:

  1. Siapkan Bambu

Potong bambu muda sepanjang 30–40 cm, bersihkan bagian dlamnya. Jika menggunakan daun bambu, gulung membentuk silinder yang kokoh.

  1. Masak Ketan dengan Santan

Campurkan ketan yang sudah direndam dengan santan, garam, dan gula. Aduk hingga santan meresap dan ketan setengah matang.

Tujuannya agar rasa gurih menyatu sebelum proses pembakaran.

  1. Isi ke Dalam Bambu

Masukkan ketan setengah matang ke dalam bambu. Jangan terlalu penuh, beri ruang agar ketan bisa mengembang sempurna.

  1. Bakar dengan Bara Api

Bakar bambu di atas bara api sambil diputar secara berkala. Proses ini memakan waktu sekitar 1–1,5 jam hingga bambu menghitam dan ketan matang merata.

  1. Siap Dinikmati

Setelah matang, biarkan sedikit hangat sebelum bambu dibelah. Ketan yang pulen dan harum siap memanjakan lidah.

Sajian Pendamping

  • Sambal terasi pedas nan menggugah
  • Ikan asin atau jambal roti
  • Empal daging atau ayam serundeng
  • Kopi hitam panas untuk sarapan yang sempurna

Leumeung bukan hanya kuliner, tapi juga cerita panjang tentang kehangatan keluarga di Malimping Tanah Jawara.

Selamat mencoba dan semoga aroma leumeung dapat membawa Anda sejenak pulang ke Banten Selatan.

Editor Siti Anisatusshalihah

 

TERKAIT
- Advertisment -