Serang, Bantentv.com – Pandeglang dan wilayah selatan Banten sejak lama memanggul beban ketertinggalan. Infrastruktur dasar yang tak kunjung merata, akses yang terputus di sana-sini, serta kapasitas fiskal daerah yang terbatas membuat pembangunan berjalan seperti langkah kecil di medan panjang.Ā
Dalam Podcast Banten TV, Anggota Komisi IV DPRD Banten H. Nawawi Nurhadi menguraikan kondisi itu dengan jernih, sekaligus menegaskan pentingnya Program Bang Andra sebagai motor baru pemerataan.
Bagi Nawawi, cerita ketimpangan bukan hal baru. Ia menyebut kawasan utara, Tangerang Raya hingga Cilegon, sudah lama menjadi pusat geliat industri dan infrastruktur. Tetapi Banten Selatan, yang bertumpu pada pertanian, perkebunan, dan pariwisata, kerap tidak mendapatkan porsi pembangunan yang sebanding.
Kondisi itu, katanya, telah melahirkan ketimpangan antarwilayah yang diwariskan dari generasi ke generasi. Maka ketika pemerintah provinsi mengambil langkah menggarap langsung jalan lingkungan dan poros desa, ia menilainya sebagai terobosan yang layak dipertahankan.
āKalau hanya mengandalkan APBD kabupaten, butuh puluhan tahun untuk menyelesaikan masalah infrastruktur,ā ujarnya.
Baca Juga: Tingkat Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Banten Turun
Program Bang Andra, menurut Nawawi, menjadi titik terang bagi banyak desa yang selama ini seperti āgelapā dari pembangunan. Dengan dorongan provinsi, wilayah-wilayah yang sebelumnya terpencil kini mulai tersambung. Ia optimistis, bila diperluas, program ini dapat memutus rantai ketertinggalan Banten Selatan dan mencegah jurang ketimpangan semakin lebar.
Namun baginya, pembangunan bukan sekadar mobilitas ekonomi. Nawawi menekankan bahwa jalan yang rusak, jembatan yang tak layak, dan desa yang terisolasi menciptakan perasaan tidak adil di tengah masyarakat. Ia menyebut banyak warga bercerita bahwa jalan di desa mereka tidak pernah tersentuh pembangunan selama puluhan tahun. Rasa terpinggirkan itu, katanya, harus segera diakhiri.
Baca Juga: Fraksi PKB Soroti Pembangunan di Banten yang Belum Merata
DPRD melalui Komisi IV pun hadir sebagai penjaga arah. Nawawi menjelaskan bahwa reses, kunjungan lapangan, serta rapat dengan OPD menjadi instrumen penting untuk memastikan program pembangunan menyasar kebutuhan paling mendesak, seperti jalan, drainase, irigasi, dan infrastruktur dasar lain yang menjadi denyut kehidupan desa.
Setiap masukan dari warga dicatat, diolah menjadi data, dan dijadikan dasar penentuan prioritas. Bagi Nawawi, itulah cara paling konkret memastikan setiap rupiah anggaran berpihak pada mereka yang paling membutuhkan.
Pada akhirnya, pemerataan yang sejati hanya mungkin terjadi bila akses dibuka dan keterisolasian diputus. Nawawi menegaskan bahwa pembangunan di selatan akan menjadi fondasi bagi Banten yang lebih maju, adil, dan merata, sejalan dengan visi Gubernur Andra Soni.
Ia menutup pernyataan dengan harapan yang sederhana namun sarat makna. Pemprov harus tetap fokus menghadirkan pembangunan di wilayah selatan, sehingga masyarakat benar-benar merasakan hadirnya negara. (adv)