Serang, Bantentv.com – Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten memperkuat sinergi dengan berbagai mitra strategis, termasuk Bank Indonesia (BI) dan pelaku usaha, serta media massa dalam sebuah kegiatan pengembangan kemitraan pariwisata dan ekonomi kreatif yang digelar di Serang, Rabu, 18 November 2025. Pertemuan ini bertujuan mengurai tantangan besar pariwisata Banten dan merumuskan langkah yang konkret.
Kepala Dispar Provinsi Banten, Ely Susiyanti mengakui bahwa Pekerjaan Rumah (PR) sektor pariwisata di Banten masih banyak. Hal tersebut mencakup peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), pembenahan sarana dan prasarana destinasi, hingga strategi promosi yang efektif.
“Hari ini kami menggaet Bank Indonesia untuk memberikan pencerahan mengenai digitalisasi destinasi wisata. Kami berharap target kunjungan wisata di tahun mendatang dapat meningkat, namun peningkatan ini tidak serta merta tiba-tiba. Kita harus menata dari segala aspek, termasuk bagaimana kesiapan masyarakat Banten untuk menjadi masyarakat sadar wisata” ujar Ely.
Baca Juga: Dispar Banten akan Tindak Tegas Pungli di Kawasan Wisata
Ely menekankan pentingnya peran media dalam mempromosikan pariwisata, namun ia memberi catatan Dispar tidak ingin membohongi publik.
“Kami tidak ingin sesuatu hal di-up (dilebih-lebihkan), ketika destinasi wisatanya belum layak, kemudian dipoles oleh berita, kami tidak ingin seperti itu karena itu membohongi publik. Kalau sudah bagus, barulah kewajiban teman-teman media untuk mempromosikannya,” tegasnya.
BI Soroti Koordinasi dan Culture Awareness
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, Ameriza M Moesa dalam paparannya menyampaikan bahwa pemerintah daerah harus menciptakan mekanisme koordinasi yang semakin kuat, mengingat sektor pariwisata melibatkan banyak lintas sektor.
Selain koordinasi, Ameriza menyoroti pentingnya membangkitkan kesadaran masyarakat sadar wisata dari pendekatan budaya (culture), bukan hanya pendekatan kognitif berupa pelatihan-pelatihan.
“Pariwisata ini harus dibangun dari pendekatan culture. Bagaimana kita membangkitkan awareness mereka, sehingga mereka sadar ini bisa menjadi sumber penghasilan utama. Selama ini masyarakat masih belum yakin,” jelas Ameriza, berharap penguatan koordinasi dan peningkatan kesadaran masyarakat menjadi prioritas utama pemerintah.
Sementara itu, Ketua PHRI Kabupaten Pandeglang, Widi Widiasmanto mengatakan bahwa pelaku wisata di Banten sudah cukup lengkap dari sisi travel agent hingga akomodasi. Namun, tantangan utama terletak pada peningkatan kualitas dan diversifikasi produk serta SDM.
“Secara pelatihan dan kampanye Sapta Pesona mungkin sudah dilakukan, tetapi masih banyak yang belum memahami bahwa jika dunia industri pariwisata ini jika ditekuni secara serius, dampak bisnis dan ekonominya luar biasa,” tutup Widi.
Diakhir Kadispar menambahkan, Rangkaian diskusi ini diharapkan menjadi awal kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, BI, dan pelaku industri wisata, serta media massa untuk mendorong Banten menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan, berkualitas, dan berbasis digital.