Sabtu, Oktober 4, 2025
BerandaBeritaNasionalBNPB Fokus Evakuasi Hingga Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny

BNPB Fokus Evakuasi Hingga Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny

Saluran WhatsApp

Bantentv.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Satgas Gabungan terus melanjutkan penanganan darurat pasca-ambruknya bangunan empat lantai ponpes Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Memasuki hari keenam, Sabtu, 4 Oktober 2025, operasi masih terfokus pada pencarian dan pertolongan (SAR), evakuasi jenazah, serta pendampingan keluarga korban.

Berdasarkan data terbaru per Sabtu pukul 12.00 WIB, tercatat 167 orang menjadi korban dalam insiden ini.

Dari jumlah tersebut, 118 orang telah ditemukan, terdiri atas 104 selamat dan 14 meninggal dunia.

Sebanyak 49 orang lainnya masih dalam pencarian. Hingga pagi tadi, tim berhasil mengevakuasi sembilan jenazah dari reruntuhan bangunan.

Baca Juga: Harapan Pupus, Evakuasi Ponpes Al Khoziny Gunakan Alat Berat Usai Tak Ada Tanda Kehidupan

Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menjelaskan bahwa penanganan darurat difokuskan pada pencarian korban yang masih terjebak. Upaya dilakukan dengan kombinasi metode manual dan bantuan alat berat.

“Tantangan terbesar adalah tebalnya material beton. Meski begitu, lebih dari 400 personel gabungan dikerahkan dengan sistem kerja tiga shift agar operasi terus berjalan 24 jam,” tegasnya.

Sejak Jumat malam hingga Sabtu siang, tim gabungan mengintensifkan pembersihan puing dan beton bangunan empat lantai yang ambruk.

Langkah ini bertujuan membuka akses lebih luas menuju titik yang diduga terdapat korban.

Baca Juga: Khofifah Instruksikan Penanganan Cepat Musibah Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Proses Identifikasi Lewat DVI

Setiap jenazah korban langsung dibawa ke posko Disaster Victim Identification (DVI). Proses identifikasi menghadapi kendala karena banyak korban ditemukan dalam kondisi sulit dikenali.

Tim medis dan kepolisian melakukan metode forensik berbasis standar internasional, mulai dari pencocokan sidik jari, catatan medis, hingga DNA.

“DVI sangat penting untuk memastikan identitas korban secara sah, menjaga martabat, dan memberi kepastian kepada keluarga. Proses ini juga menghindari kesalahan administrasi dalam penyerahan jenazah maupun pencatatan resmi,” terang Suharyanto.

Proses DVI memungkinkan keluarga korban menerima kepastian hukum dan kemanusiaan, sekaligus melaksanakan prosesi pemakaman sesuai keyakinan.

Selain itu, data akurat dari identifikasi ini menjadi dasar bagi pemerintah dalam penyaluran hak-hak keluarga korban, termasuk santunan dan bantuan sosial.

BNPB menegaskan, meski menghadapi kendala teknis, operasi pencarian, evakuasi, dan identifikasi akan terus dilakukan hingga seluruh korban berhasil ditemukan.

Editor AF Setiawan
TERKAIT
- Advertisment -