Sabtu, Oktober 4, 2025
BerandaRagam2 Oktober Diperingati Sebagai Hari Batik, Ini Dia Fakta Yang Harus Kamu...

2 Oktober Diperingati Sebagai Hari Batik, Ini Dia Fakta Yang Harus Kamu Ketahui!

Saluran WhatsApp

Bantentv.com – Sebagai peninggalan warisan budaya Indonesia, batik menjadi ciri khas bangsa yang patut dilestarikan.

Batik juga merupakan simbol dan elemen budaya yang telah menjadi identitas bagi bangsa Indonesia.

Terdaftar Di UNESCO

Adapun momentum bersejarah bagi Indonesia adalah setelah batik masuk dalam daftar warisan budaya takbenda oleh organisasi kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia, UNESCO pada tahun 2009.

Menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)

Masuknya batik dalam daftar UNESCO ini, membuat Presiden Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono menganjurkan agar seluruh masyarakat Indonesia mengenakan batik pada tanggal 2 Oktober untuk merayakan inskripsi tersebut.

Sehingga, setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional (HBN). Dengan diperingati setiap tahunnya, batik pun semakin menjadi tren fesyen di Indonesia, yang semakin mendunia.

Tak berhenti sampai di situ, kampanye untuk memakai batik pun terus digaungkan sebagai produk dalam negeri sekaligus ekspresi cinta pada tanah air.

Baca Juga: Pemkab Serang Luncurkan 12 Motif Baru Batik Khas Kabupaten Serang

Batik Warisan Tak Benda

Bukan benda, melainkan batik merupakan sebuah proses pembuatan motif pada selembar kain menggunakan lilin atau perintang “malam” dalam bahasa Jawa.

Fakta menarik tentang batik adalah dalam proses pembuatannya selalu diawali dengan huruf “N”. Apa saja?

  •  Nyungging: Membuat pola motif batik di atas kertas.
  • Njaplak: Memindahkan pola dari kertas ke kain.
  • Nglowong: Melekatkan malam di kain dengan canting sesuai garis pola.
  • Ngiseni: Memberi motif isian atau isen-isen pada motif yang sudah dilekatkan dengan malam.
  • Nyolet: Mewarnai motif bunga atau burung dengan kuas.
  • Nembok: Menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
  • Ngelir: Melakukan proses pewarnaan kain secara menyeluruh.
  • Nglorod: Merupakan proses pembilasan yang dilakukan dua tahap yaitu di pertengahan dan akhir dengan cara merendam kain di air mendidih.
  • Ngrentesi: Memberikan titik menggunakan canting berjarum tipis.
  • Nyumri: Menutup bagian tertentu dengan malam.
  • Nyoja: Mencelupkan kain dengan warna coklat atau sogan.

Masa Lampau, Membatik Harus Berpuasa

Tidak asal membuat batik, pada zaman dahulu, batik masih dikerjakan secara manual dan tradisional.

Masyarakat Jawa pada masa itu, masih memiliki kepercayaan bahwa doa dapat dipanjatkan melalui goresan malam di atas kain.

Oleh karena itu, sebelum mulai membatik, para pembuat batik berpuasa terlebih dahulu untuk melantunkan doa-doa serta harapan saat membuatnya.

Batik dikenakan tokoh dunia hingga artis (Jatimtimes)
Batik dikenakan tokoh dunia hingga artis (Jatimtimes)

Pembuatan Batik Tulis Bisa Bertahun-tahun

Perkembangan zaman saat ini membuat batik kian digemari, bahkan cara pembuatannya pun sudah semakin berkembang menjadi modern, namun tetap mengedepankan ke-khas-an batiknya.

Tidak hanya dengan metode tulis menggunakan perintang malam, cara pembuatan batik juga ada yang menggunakan cap dan printing.

Batik tulis sendiri dikenal memiliki harga yang sangat mahal karena proses pembuatannya secara manual dan membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.

Sedangkan, batik cap dibuat menggunakan besi yang telah dipola batik dan kemudian dicelupkan ke dalam malam, dengan proses yang cukup singkat dari batik tulis

Sedangkan batik printing adalah kain bermotif batik yang paling murah, karena menggunakan teknik sablon atau print, yang juga dapat mempersingkat waktu pengerjaannya.

Baca Juga: 2 Oktober Diperingati Sebagai Hari Batik Nasional, Ini Sejarahnya!

Batik Sumbang Devisa Besar

Bukan hanya di dalam negeri, batik juga sangat terkenal dan digemari di luar negeri, lho. Fakta menariknya, Amerika Serikat adalah negara yang paling banyak mengimpor batik dari Indonesia.

Selain Amerika, ternyata Jerman, Jepang, dan Korea Selatan juga menjadi tujuan dari ekspor batik.

Bahkan, menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, ekspor batik pada triwulan I tahun 2025 mencapai USD7,63 juta atau naik 76,2 persen.

“Kinerja ekspor batik pada triwulan I tahun 2025 mencatatkan nilai sebesar USD7,63 juta atau naik 76,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar USD4,33 juta. Berdasarkan Direktori Sentra BPS tahun 2020, pelaku industri batik di Indonesia berjumlah sekitar 5.946 industri dan 200 sentra IKM yang tersebar di 11 provinsi,” ungkap Menperin, yang dikutip dari laman resmi Kemenperin, 1 Oktober 2025.

Angka inilah yang membuat batik sebagai salah satu penyumbang devisa negara dengan nominal yang besar.

Presiden ke-2, Soeharto, tokoh yang kenalkan batik ke dunia (Raparapa.com)
Presiden ke-2, Soeharto, tokoh yang kenalkan batik ke dunia (Raparapa.com)

Tokoh Pertama yang Perkenalkan Batik

Batik, pertama kali dikenalkan ke internasional oleh Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto. Cara memperkenalkannya pun cukup unik, yakni saat Soeharto menjadikan batik sebagai cinderamata bagi para tamu kenegaraan.

Tidak hanya sekali, momen lainnya adalah pada saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT APEC II (Asia-Pacific Economic Cooperation) yang diadakan pada 1994 lalu.

Saat itu sebanyak 17 kepala negara dan kepala pemerintahan dari negara-negara APEC memakai batik tulis. Batik yang mereka kenakan pun dibuat secara khusus dengan corak yang melambangkan simbol negara masing-masing ditambah dengan sentuhan dari Jawa. Keren yaaa…

Dipakai Tokoh Dunia Hingga Artis

Kepopuleran batik menjadi kebanggaan bagi yang memakainya, hingga banyak sekali pemimpin dunia yang bangga memakai batik di berbagai kesempatan.

Beberapa diantaranya seperti Nelson Mandela, Vladimir Putin, Ronald Reagen, Kate Middleton, hingga artis K-Pop. Bahkan, saat disemayamkan, Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela sampai dipakaikan batik kesayangannya, lho.

Batik juga kerap menjadi inspirasi dari berbagai perancang busana kelas dunia, seperti Diane von Furstenberg, Burberry Prorsum, dan Dries van Noten pernah memanfaatkan batik untuk rancangan mereka.

Menjadi salah satu ciri khas budaya Indonesia, kita patutnya berbangga dengan adanya batik.

Editor Siti Anisatusshalihah
TERKAIT
- Advertisment -