Bantentv.com – Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie buka suara setelah anggaran belanja Pemerintah Kota (Pemkot) Tangserang Selatan (Tangsel) tahun 2024 menjadi sorotan publik.
Anggaran tersebut ramai menjadi perbincangan publik usai mantan penyanyi cilik Trio Kwek Kwek, Leony Vitria Hartanti, mengkritik soal anggaran tersebut di akun pribadi instagramnya.
Dalam unggahannya, Leony mempertanyakan sejumlah pos anggaran yang dinilai janggal dan fantastis.
Ia juga menyoroti soal biaya perjalanan dinas yang mencapai ratusan miliar rupiah, belanja konsumsi, hingga alokasi untuk cenderamata.
“Jadi klo kaya gini nih pajak dari rakyat untuk rakyat ga ya?,” tulis Leony pada postingannya.
Lantas unggahan tersebut, dibanjiri komentar warganet dan menjadi perbincangan serius di masyarakat Tangsel.
Menjadi sorotan publik, Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie pun buka suara, setelah salah satu pos yang paling ramai dipersoalkan yaitu belanja makan dan minum sebesar Rp60 miliar.
Baca Juga: Benyamin Davnie: Pemerataan Pendidikan Jadi Prioritas di Tangsel
Benyamin pun membantah hal tersebut, ia menyebut anggaran tersebut tersebar di 37 perangkat daerah, sekolah, rumah sakit, hingga puskesmas.
“Belanja makan minum itu ada di enam TK negeri, 157 SD negeri, 24 SMP negeri, tiga RSUD, dan 35 puskesmas. Jadi ini makan minum secara keseluruhan,” jelasnya.
Benyamin memberikan contoh, di RSUD Tangsel, anggaran tersebut dipakai untuk kebutuhan tenaga kesehatan. Di mana Dinas Kesehatan menggunakan anggaran konsumsi saat menggelar sosialisasi penyakit menular seperti DBD yang melibatkan masyarakat.
Begitu juga dalam pelaksanaan musrenbang di tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kota, maupun kegiatan pemberdayaan masyarakat di 7 kecamatan dan 54 kelurahan.
“Uang itu berputar di masyarakat, mendorong perputaran ekonomi. Termasuk juga rapat-rapat yang dilaksanakan di hotel seperti Forkopimda dan Musrenbang tingkat kota yang memang butuh fasilitas lebih memadai,” tambahnya.
Ia menegaskan, belanja makan dan minum tersebut pun memberikan manfaat langsung kepada UMKM lokal.
“Yang harus dicatat, makan minum ini dilaksanakan dengan melibatkan UMKM di sekitar wilayah kegiatan. Jadi uangnya berputar di masyarakat,” ujarnya.
Selain anggaran makan dan minum, yang turut disoroti pos anggaran cenderamata sebesar Rp20,48 miliar. Publik menilai angka tersebut terlalu besar hanya untuk souvenir.
Menanggapi hal tersebut, Benyamin menyampaikan, istilah “cenderamata” yang tertera di dalam dokumen anggaran tersebut tidak berarti hadiah. Cenderamata tersebut dialokasikan untuk belanja penunjang kegiatan yang tersebar di 34 perangkat daerah.
“Kalau dinas kerja mengadakan latihan jahit-jahit misalnya, ya kalau memang dianggarkan untuk mesin jahitnya, ya kami kasih mesin jahitnya juga,” kata dia.
Kemudian yang turut disoroti adalah anggaran untuk perbaikan jalan. Di dalam dokumen anggaran tersebut, dana perbaikan jalan sebesar Rp731 juta. Total angka tersebut warganet menilai terlalu kecil jika dipakai untuk perbaikan jalan.
Benyamin menjelaskan, anggaran tersebut bukan hanya untuk perbaikan jalan secara keseluruhan, melainkan hanya untuk jaringan listrik di lingkungan Pemkot.
“Rp 731 juta itu enggak mungkin ngebenarin jalan sebesar itu. Itu hanya khusus perbaikan jaringan listrik, dan itu hanya di Pemkot saja, bukan se-Tangsel,” ujarnya.
Ia memastikan jika anggaran untuk perbaikan jalan, Pemkot Tangsel telah menganggarkan sebesar Rp538 miliar.
“Yang keseluruhan untuk jaringan jalan sih ya 538 miliar. Jadi untuk Rp 731 juta itu untuk satu kegiatan saja untuk jaringan listrik dan itu jaringan Pemkot,” jelas dia.
Terlepas hal tersebut, Benyamin berterimakasih karena kritik dan saran tersebut sangat penting agar bisa membangun Tangsel lebih baik.
Ia berharap dengan adanya penjelasan yang ia sampaikan dapat membantu masyarakat memahami konteks penggunaan anggaran.
Editor : Erina Faiha