Bantentv.com – Gubernur Banten Andra Soni mengingatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya para ibu, agar tidak tergoda pinjaman online (pinjol) yang kerap menjerat.
Hal ini disampaikan Andra saat membuka kegiatan Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) Akbar PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Persero di Tangerang Selatan, Rabu, 17 September 2025.
“Pinjol menjadikan ibu-ibu terjerat dan membuat susah,”
Andra menilai para ibu memegang peran penting dalam keluarga, terutama di tengah tingginya kebutuhan ekonomi.
Namun, ia mengingatkan agar tidak mengambil jalan instan melalui pinjol. “Jangan tergiur pinjol,” ujarnya menegaskan.
Baca Juga: Pemerintah Luncurkan Paket Ekonomi 2025 Rp16,23 Triliun, Fokus Tenaga Kerja dan UMKM
Sebagai solusi, Gubernur mendorong pelaku UMKM memanfaatkan program PNM yang menyediakan akses permodalan, pembinaan, hingga pendampingan usaha.
“PNM bisa membantu ibu-ibu berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Andra.
Ia juga mengapresiasi semangat peserta PKU Akbar yang sebagian besar ibu-ibu, bahkan ada yang hadir sambil menggendong anak.
Menurutnya, kondisi ini menunjukkan tekad kuat untuk menambah penghasilan keluarga melalui usaha produktif.
Dalam kesempatan itu, Andra juga menyoroti program pemberdayaan sampah yang diusung PNM.
Menurutnya, isu pengelolaan sampah tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memiliki potensi sosial dan ekonomi.
“Sampah bisa menjadi sumber daya ekonomi bila dikelola kreatif dan inovatif,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi Banten, tambah Andra, berkomitmen bersinergi dengan berbagai pihak untuk memperkuat ekonomi kreatif sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Sementara itu, Executive Vice President PT PNM Sasono Hantarto menjelaskan, kegiatan PKU Akbar di Tangerang Selatan fokus pada literasi keuangan dan pengelolaan bank sampah.
“Kegiatan ini diikuti 500 peserta, semuanya ibu-ibu nasabah PNM,” kata Sasono.
Ia berharap PKU Akbar dapat meningkatkan pemahaman masyarakat soal literasi keuangan dan membuka peluang usaha berbasis pengelolaan sampah.
Editor: AF Setiawan