Bantentv.com – Serangkaian kecelakaan pendaki yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir mendorong Balai Taman Nasional Gunung Rinjani untuk menutup sementara salah satu jalur utamanya.
Penutupan diberlakukan pada rute Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak guna memperbaiki jalur yang dianggap rawan dan telah menelan korban.
Langkah ini diambil menyusul insiden jatuhnya dua pendaki asing dalam dua hari berturut-turut. Pada Rabu, 16 Juli 2025, pendaki asal Swiss bernama Benedikt Emmenegger mengalami kecelakaan di jalur tersebut.
Keesokan harinya, pendaki asal Belanda yang berdomisili di Denmark, Sarah Tamar van Hulten, juga mengalami kecelakaan di titik yang sama. Lokasi kecelakaan teridentifikasi berada di koordinat -8.389789, 116.440320, dan menjadi perhatian khusus pengelola kawasan Rinjani.
Sarah diketahui memulai perjalanannya dari pintu masuk Sembalun pada 16 Juli 2025, menggunakan aplikasi eRinjani dengan kode pemesanan ERROYLPQM0JNNM. Ia dilaporkan terjatuh sekitar 50 meter sebelum mencapai jembatan menuju arah danau.
Setelah posisi korban terdeteksi, tim evakuasi segera dikerahkan untuk melakukan penanganan awal secara manual sebelum akhirnya memutuskan untuk mengevakuasi korban menggunakan jalur udara.
Sebelumnya, insiden serupa menimpa pendaki asal Malaysia, Nazli bin Awang Mahat, pada 29 Juni lalu. Ia tergelincir dan jatuh sekitar 200 meter karena jalur yang licin, memperparah kekhawatiran terhadap aspek keselamatan jalur pendakian Rinjani.
Sebagaimana yang diketahui, kasus kematian wisatawan asal Brasil, Juliana Marins, yang sempat menggemparkan, mengungkap kelemahan dalam pengawasan serta kesiapan penanganan darurat di jalur gunung api ini.
Selama penutupan ini, pengelola tetap membuka jalur alternatif bagi para pendaki yang telah memegang tiket dari aplikasi eRinjani.
Rute yang masih bisa diakses meliputi jalur Senaru – Pelawangan Senaru – Danau – Torean serta Sembalun – Pelawangan Sembalun – Puncak. Namun, untuk sementara waktu, tidak dilakukan penerbitan tiket baru sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Langkah evaluasi dan peningkatan keselamatan ini menjadi sinyal kuat bahwa pihak pengelola berkomitmen menjaga Rinjani sebagai destinasi wisata alam yang aman dan berkelanjutan.
Selain memperbaiki fasilitas fisik, diharapkan penutupan ini juga menjadi momentum untuk mereformasi sistem pengawasan dan kesiapsiagaan pendakian di Rinjani secara menyeluruh.
Siti Anisatusshalihah