Senin, Juli 14, 2025
BerandaBeritaTak Lolos Jalur Domisili, Puluhan Warga Geruduk SMPN 2 Jawilan

Tak Lolos Jalur Domisili, Puluhan Warga Geruduk SMPN 2 Jawilan

Serang, Bantentv.com – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Jawilan di Desa Junti, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, menjadi sasaran kedatangan puluhan warga pada Rabu, 9 Juli 2025.

Kedatangan ini dipicu oleh kekecewaan sejumlah orang tua yang anak-anaknya tidak diterima melalui proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).

Aksi yang dilakukan mayoritas oleh para ibu ini sempat menimbulkan ketegangan. Seorang guru perempuan bahkan menjadi sasaran luapan emosi.

Untuk menghindari konflik lebih lanjut, pihak kepolisian dari Polsek Jawilan turun langsung ke lokasi guna meredam situasi dan memastikan keamanan.

Menurut keterangan sejumlah warga, sedikitnya 20 anak dari Desa Junti tidak lolos seleksi karena dinilai berdomisili terlalu jauh dari lokasi sekolah, meski faktanya masih berada dalam wilayah desa yang sama. Hal ini membuat mereka mempertanyakan sistem zonasi yang berlaku.

“Kami tidak bisa masuk di situ, kabarnya karena terkendala zona, padahal kami ini satu kelurahan, satu wilayah, kenapa bisa tidak masuk,” ujar Nurdin, salah satu warga.

Pihak sekolah sendiri menyatakan telah melakukan perluasan daya tampung dengan menambah jumlah kelas dari lima menjadi enam, masing-masing menampung 34 siswa. Namun, dengan tingginya animo masyarakat, jumlah penerimaan tetap dibatasi hingga 204 siswa.

Kepala SMPN 2 Jawilan, Aminah, menjelaskan bahwa sistem penerimaan tahun ini dibagi menjadi empat jalur, yakni 50 persen untuk domisili, 25 persen prestasi, 20 persen afirmasi, dan 5 persen mutasi.

“Jalur domisili ini menjadi PR ya, semoga nanti kuotanya bisa ditambah lagi, tidak 50%,” ungkapnya.

Permasalahan yang dihadapi para warga menunjukkan pentingnya evaluasi kebijakan zonasi di daerah, agar akses pendidikan dapat lebih merata.

Harapan pun muncul dari berbagai pihak agar pada tahun ajaran berikutnya, kuota untuk jalur domisili dapat ditingkatkan, sehingga warga yang tinggal satu desa dengan sekolah tidak kembali mengalami kesulitan serupa.

Siti Anisatusshalihah

TERKAIT