Sabtu, Agustus 23, 2025
BerandaRagamTrending'Aura Farming' dari Kuansing, Tarian Tradisi Pacu Jalur Jadi Tren Dunia

‘Aura Farming’ dari Kuansing, Tarian Tradisi Pacu Jalur Jadi Tren Dunia

Bantentv.comAura Farming Pacu Jalur menjadi fenomena budaya yang tengah viral dan menarik perhatian publik, baik nasional maupun internasional. Tradisi Pacu Jalur, warisan budaya masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, kembali mencuri perhatian dunia.

Namun kali ini, bukan hanya aksi mendayung yang menjadi sorotan, melainkan penampilan bocah penari di atas perahu yang sukses viral di jagat maya.

Gerakan unik yang mereka tampilkan kini dikenal dengan istilah ‘Aura Farming Pacu Jalur’, sebuah tren yang sedang naik daun di kalangan pengguna media sosial global.

Aksi mereka menghadirkan energi dan ekspresi khas yang memadukan semangat tradisi dan daya tarik visual yang kuat, membuat budaya lokal tampil relevan di era digital.

Baca juga: Viral Beredar Video Penampakan Uang Edisi Khusus HUT ke-80 Tahun Kemerdekaan RI, Benarkah?

Tarian ikonik ini makin dikenal setelah diunggah oleh klub sepak bola internasional seperti Paris Saint-Germain (PSG) dan AC Milan di akun resmi media sosial mereka.

Dengan diiringi lagu Young Black & Rich karya Melly Mike, bocah tersebut tampil penuh semangat, menampilkan versi modern dari Aura Farming Pacu Jalur yang tak hanya menghibur, tapi juga menyentuh sisi kebanggaan budaya bangsa.

Fenomena ini memicu tren parodi dan reaksi dari warga dunia. Banyak video kreatif dari pengguna internasional yang meniru gaya lincah para ‘penari jalur’, lengkap dengan iringan musik dan gerakan energik.

Gubernur Riau, Abdul Wahid, menilai fenomena ini bukan hanya sekadar tren, tetapi sebagai pertanda baik bahwa nilai-nilai budaya mulai mengakar hingga ke generasi muda.

“Nah, viralnya video tersebut berarti kita telah menanamkan nilai-nilai budaya itu sampai semua level. Jadi bukan hanya level dewasa tapi anak-anak,” kata Gubri Abdul Wahid, dikutip dari Media Center Riau, Sabtu, 5 Juli 2025.

Gubri Abdul Wahid mengungkapkan rasa syukur dan bangganya karena budaya Pacu Jalur kini semakin digemari. Peminatnya kini telah sampai ke masyarakat luas, bahkan generasi muda pun ikut terlibat.

Sejarah Pacu Jalur: Dari Alat Transportasi Menjadi Pesta Rakyat

Dikutip dari situs resmi Pemkab Kuantan Singingi, Pacu Jalur merupakan pesta rakyat kebanggaan masyarakat Kuansing yang telah ada sejak abad ke-17.

Awalnya, jalur adalah alat transportasi utama warga yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Kuantan, dari Hulu Kuantan hingga Cerenti.

Pada masa itu, jalur digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang dan tebu, serta mampu membawa 40 hingga 60 orang.

Seiring waktu, jalur mengalami perubahan signifikan, tak hanya dari fungsi tetapi juga bentuk.

Perahu-perahu tersebut mulai dihiasi dengan ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, serta dilengkapi dengan berbagai ornamen seperti payung, selendang, dan tiang gulang-gulang.

Jalur berhias ini menjadi simbol status sosial dan hanya digunakan oleh para bangsawan, datuk, dan penguasa wilayah.

Baru sekitar 100 tahun kemudian, muncul gagasan untuk menjadikan jalur sebagai bagian dari perlombaan.

Warga mulai mengadakan adu kecepatan antar perahu, yang kemudian berkembang menjadi tradisi Pacu Jalur seperti yang dikenal hingga saat ini, penuh semangat, kompetisi, dan nilai-nilai budaya yang kuat.

TERKAIT
- Advertisment -