Bantentv.com – Burnout atau kelelahan mental kini menjadi isu yang makin banyak diperbincangkan. Kondisi ini sering dialami oleh kalangan produktif, seperti pekerja kantoran, mahasiswa, guru, hingga tenaga kesehatan, terutama ketika tekanan dan beban kerja terus meningkat tanpa penanganan yang tepat.
Melansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), burnout merupakan sindrom akibat stres kronis di tempat kerja yang tidak berhasil dikelola dengan baik.
Kondisi ini ditandai dengan tiga gejala utama, yakni rasa lelah yang mendalam, sikap negatif atau sinisme terhadap pekerjaan, serta penurunan efikasi atau performa kerja.
Sementara itu, dalam artikel yang dimuat Kompas.com pada 24 Juni 2024, Psikolog Klinis Shafira Fawzia, M.Psi menjelaskan bahwa burnout yang tidak ditangani dapat memicu berbagai gangguan kesehatan mental seperti kecemasan hingga depresi.
“Burnout itu bisa membuat seseorang menarik diri dari lingkungan, kehilangan motivasi, dan merasa tidak berdaya. Kalau dibiarkan, dampaknya bisa ke arah depresi dan isolasi sosial,” ujar Shafira, seperti dikutip dari Kompas.com.
Ciri-Ciri Burnout
Gejala burnout bisa dikenali sejak awal. Beberapa di antaranya meliputi:
- Merasa lelah setiap waktu meskipun sudah istirahat
- Kehilangan semangat dalam bekerja atau beraktivitas
- Sulit berkonsentrasi dan mudah marah
- Merasa tidak dihargai atau tidak berguna
- Gangguan tidur, cemas berlebihan, bahkan sakit fisik yang tidak jelas penyebabnya
Burnout berbeda dengan stres biasa. Jika stres masih bisa mendorong seseorang untuk menyelesaikan tugas, burnout justru membuat seseorang kehilangan arah dan energi untuk menjalani rutinitas harian.
Penyebab Umum Burnout
Menurut laporan American Psychological Association (APA), burnout umumnya dipicu oleh:
- Beban kerja yang berlebihan dan tidak seimbang
- Kurangnya kontrol terhadap pekerjaan
- Minimnya dukungan sosial dari lingkungan sekitar
- Konflik peran dan ketidakjelasan tugas
- Tidak adanya waktu cukup untuk istirahat dan pemulihan
Lingkungan kerja yang kompetitif, tekanan akademik yang tinggi, serta budaya ‘harus produktif setiap waktu’ juga turut memperparah risiko burnout, terutama di kalangan generasi muda.
Langkah-Langkah Mengatasi dan Mencegah Burnout
Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI, beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani burnout antara lain:
- Membatasi jam kerja dan memberi ruang untuk istirahat
- Menjaga pola tidur yang cukup dan berkualitas
- Meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas menyenangkan
- Meningkatkan komunikasi sosial dengan orang terdekat
- Berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog jika gejala memburuk
“Manajemen stres dan dukungan sosial memiliki peran penting dalam mencegah burnout, baik di lingkungan kerja maupun di rumah,” tulis Kemenkes dalam rilis resminya, 21 Juni 2024.
Burnout bukan kondisi yang bisa dianggap sepele. Bila dibiarkan, dampaknya bisa meluas ke berbagai aspek kehidupan seseorang. Karena itu, penting untuk mengenali gejalanya sedini mungkin dan berani mengambil tindakan, termasuk mencari bantuan profesional.
Kesehatan mental adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh. Jangan ragu untuk istirahat, mengurangi beban saat merasa lelah, dan memprioritaskan diri sendiri sebelum semuanya terlambat.
Artikel ini ditulis oleh Ikrima/Magang, peserta program magang di Bantentv.com. Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.