Serang, Bantentv.com – Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Banten berhasil mencatatkan realisasi investasi pada triwulan IV Tahun 2024 sebesar 22,20 triliun Rupiah. Sementara untuk perolehan investasi keseluruhan pada tahun 2024 mencapai Rp105,62 Triliun.
Realisasi itu berasal dari delapan kabupaten dan kota se-Banten pada bulan Januari hingga Desember 2024. Hal itu terungkap dalam rilis realisasi investasi Provinsi Banten, triwulan IV Semester II Tahun 2024, Rabu 5 Februari 2025 di Kantor DPMPTSP Provinsi Banten, KP3B, Curug Kota Serang.
Realisasi ini berhasil menembus target nasional hingga 107,98 persen yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat yakni Rp97,79 Triliun. Dimana dalam realiasasinya naik 7,71% secara Year of Year (YoY) jika dibandingkan dengan tahun 2023. Perolehan ini berhasil membawa Banten ke peringkat 5 nasional sebagai daerah dengan realisasi terbesar, setelah Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Provinsi DKI Jakarta.
Kepala DPMPTSP Banten Virgojanti mengatakan, peningkatan relalisasi investasi ini membawa dampak positif bagi penyerapan tenaga kerja di Banten. Pihaknya mencatat, dalam kurun waktu satu tahun ini , Banten berhasil menyerap 170.351 tenaga kerja yang terdiri dari 149.099 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan 21.252 Tenaga Kerja Asing (TKA).
“Alhamdulillah untuk 2024 ini banyak sekali kinerja positif, kita sampaikan apresiasi kepada semua pihak tidak hanya internal, namun pihak eksternal juga,” kata Virgojanti.
Virgo menyebut, realisasi investasi tahun 2024 didominasi oleh Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp58,02 triliun atau sekitar 55 persen dari total realisasi investasi, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) nilainya sebesar Rp47,60 triliun atau sekitar 45 persen. Nilai investasi PMA ini secara YoY mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2023 sekitar 11,93 persen. Di sisi lain, PMDN juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni mencapai 25,37 persen.
“Kalau saya bersyukur jika PMDN ini terus tumbuh, artinya masyarakat kita masih punya semangat untuk mengembangkan usaha di wilayahnya masing-masing. Jadi, mudah-mudahan ke depan, di tahun 2025 ini realisasinya terus meningkat,” tuturnya.
Virgo menjelaskan, untuk PMA dan PMDN ini tersebar di delapan kabupaten dan kota se Banten, yang mana PMDN paling banyak berada di wilayah Kabupaten Tangerang, Lebak, Serang, dan Pandeglang. Sementara, PMA nya di wilayah Kota Cilegon, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan terakhir Kota Serang.
Adapun daerah yang memperoleh investasi PMA dan PMDN terbanyak di Banten adalah Kota Cilegon dengan nilai investasi sebesar Rp.34,69 Triliun (32,86%), lalu disusul Kabupaten Tangerang sebesar Rp26,27 Triliun (24,87%), Kabupaten Serang Rp18,96 Triliun (17,95%), Kota Tangerang Rp14,11 Triliun (13,37%), Kota Tangerang Selatan Rp8,48 Triliun (8,03%), Kabupaten Lebak Rp1,86 Triliun (1,77%), Kabupaten Pandeglang Rp772 Milliar (0,73%), dan Kota Serang Rp453 Milliar.
Sementara berdasarkan sektor investasi yang berkembang di Banten itu Industri Kimia Dan Farmasi dengan nilai investasi Rp19,20 Triliun (18,03%), disusul industri Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran Rp17,32 Triliun (16,26%). Di urutan ketiga terdapat Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Rp14,46 Triliun (13,58%), kemudian Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi Rp9,28 Triliun (8,72%) dan industri Perdagangan dan Reparasi Rp6,40 Triliun (6,01%).
“Sementara realisasi investasi berdasarkann negara asalnya itu paling banyak dari Korea Selatan sebesar Rp15,30 Triliun, disusul Malaysia Rp10,33 Triliun, Hongkong Rp9,88 Triliun, Singapura Rp7,44 Triliun, dan Republik Rakyat Tiongkok sebesar Rp4,62 Triliun,” ungkapnya.
Lebih lanjut Virgo menerangkan, pihaknya akan mengembangkan wilayah di Banten Selatan untuk menjadi daerah tujuan investasi baru. Hal itu dilakukan guna memutus disparitas yang terjadi antara Banten Utara dan Selatan yang meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Menurutnya, saat ini wilayah Banten Selatan sudah mulai dilirik oleh banyak investor, hal itu tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Pusat melalui Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti Jalan tol Serang-Panimbang. Apalagi, Jalan tol itu, kata Virgo, dapat mempercepat persiapan pertumbuhan pusat ekonomi baru berupa kawasan industri ramah lingkungan.
“Wilayah selatan ini kan kita kenal secara tata ruangnya merupakan wilayah konservasi, jadi di sana kita akan kembangkan kawasan industri yang ramah terhadap lingkungan. Nah ini saya rasa bukan hal yang mustahil, Insya Allah selama komitmen sama, kita dapat kembangkan hal tersebut di wilayah Selatan,” terangnya. Ia berharap, “dari sisi masyarakat, adanya investasi di Banten dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk berinvestasi yang friendly dan mendukung adanya investasi di Banten. Sementara dari pihak pengusaha yang berinvestasi di Banten, baik pengusaha lokal maupun internasional untuk menjaga dan membangun harmonisasi bersama masyarakat yang ada di wilayah tersebut.” tutupnya.
Hadir dalam rilis itu, Kepala Bank Indonesia (BI) Banten Ameriza Ma’ruf Moesa dan Ketua Komisi III DPRD Banten, Iwan Rahayu yang juga turut memaparkan kaitan kondisi investasi di Banten saat ini. (Qonitah/red)