Jumat, Mei 9, 2025

Viral Isak Tangis News Anchor Kompas TV Undurkan Diri Jadi Tambah Deretan Media yang PHK Massal Karyawan

Bantentv.com – Momen haru terjadi di layar kaca Kompas TV ketika salah satu news anchor senior Kompas TV, Gita Maharkesri berpamitan dan menangis saat siaran terakhirnya.

Tangisan Gita pun viral di media sosial, setelah ia mengucapkan salam perpisahan yang penuh emosi di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

News anchor senior Kompas TV itu pun berusaha terlihat tegar, namun suaranya bergetar dan air matanya jatuh saat menyampaikan penutupan program olahraga yang telah tayang selama hampir 12 tahun tersebut.

“Tak terasa inilah akhir perjalanan panjang Kompas Sport Pagi selama hampir 12 tahun. Kami hadir menemani anda dengan berbagai macam berita olahraga baik dari dalam maupun luar negeri, serta kabar inspiratif dari atlet kebanggaan Indonesia dan dunia,” ujarnya dalam siaran, seperti dikutip dari akun youtuber Antara News.

Dalam kesempatan tersebut pun Gita mengucapkan terima kasih kepada para pemirsa setia yang telah mendukung Kompas Sport selama 12 tahun.

“Terima kasih atas setiap dukungan dan kritik dari pemirsa setia kami,” ujarnya.

Baca juga : Kota Cilegon Terancam Gelombang PHK

Diakhir siarannya itu pun dirinya sangat bangga menjadi bagian dari Kompas Sport.

“Bangga pernah menjadi bagian dari rutinitas anda. Saya Gita Maharkesri dan seluruh tim redaksi mengucapkan terima kasih. Kompas Sport Pagi pamit dari layar kaca. Keep sporty dan stay healthy,” ucapnya dengan suara bergetar.

Siaran terakhir itu pun bukan hanya perpisahan sebagai program saja, tapi seperti simbol dari dampak besar efisiensi dan restrukturisasi yang terjadi di dunia media saat ini.

Efisiensi dan PHK massal pun tak hanya terjadi di Kompas TV, namun sejumlah media pun juga melakukan PHK massal kepada para pegawainya, bahkan gulung tikar.

Dilansir dari akun X@PartaiSocmed, berikut ini daftar media yang melakukan PHK massal para pegawainya dan media yang gulung tikar.

  1. iNews

Kantor media yang gulung tikar dan melakukan PHK massal kepada seluruh pegawainya adalah iNews. Dilansir dari akun X@PartaiSocmed, seluruh kantor biro daerah resmi ditutup per 30 April 2025. MNC Group selaku pemilik dilaporkan melakukan PHK terhadap 400 karyawan.

“Breaking! Inews per 30 April menutup semua kantor bironya di Indonesia. MNC group layoff 400 pegawainya,” cuit @PartaiSocmed.

  1. CNN Indonesia TV

Mengonfirmasi adanya PHK massal sekitar 200 karyawan, termasuk di divisi newsroom dan teknis.

  1. MNC Group

Selain di Inews, grup ini juga memangkas lebih dari 400 karyawan di beberapa divisi. Restrukturisasi redaksi juga dilakukan, dari 10 pemimpin redaksi kini hanya tersisa 3.

  1. Kompas TV

Mengumumkan PHK 150 karyawan dan menghentikan siaran televisi digital, fokus beralih ke platform digital dan streaming.

  1. TV One

Melakukan pengurangan tenaga kerja, sebanyak 75 pegawai diberhentikan sebagai bagian restrukturisasi.

  1. Viva.co.id

Dikabarkan akan menutup kantor operasional di Pulogadung dalam waktu dekat, sejalan dengan pemangkasan pegawai.

  1. Emtek Group

Melakukan efisiensi dengan memangkas 100 karyawan dari berbagai unit usaha.

  1. Global TV (GTV)

Mengurangi 30% tenaga kerja di bagian produksi sebagai upaya penyesuaian biaya.

  1. TVRI

Menghentikan kontrak kontributor dan pekerja lepas di sejumlah daerah untuk efisiensi anggaran.

  1. RRI (Radio Republik Indonesia)

Memutus kontrak pekerja outsourcing dan non-PNS, mengikuti langkah efisiensi serupa.

  1. ANTV

Mengonfirmasi pemecatan 57 karyawan akibat restrukturisasi operasional.

  1. Net TV

Melakukan PHK massal usai proses akuisisi oleh MD Entertainment.

  1. Republika

Merumahkan 60 karyawan termasuk 29 wartawan dalam rangka efisiensi operasional.

Hal ini terjadi karena sebagai dampak transformasi digital, pergeseran perilaku konsumsi informasi, dan tekanan ekonomi nasional.

Iklan, yang menjadi tulang punggung pendapatan media, semakin banyak beralih ke platform digital nonkonvensional seperti media sosial, YouTube, hingga influencer marketing.

Fenomena ini juga dianggap sebagai efek disrupsi teknologi yang memaksa media untuk beradaptasi atau mati.

Hal inilah yang membuat para perusahaan media akhirnya beralih ke strategi digital-first, menutup lini cetak atau siaran konvensional, dan fokus ke konten online serta streaming.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terkait

Baca Juga