Kamis, Mei 22, 2025
BerandaRagamTrendingCokelat Dubai Bikin Pistachio Langka! Ini Penyebab dan Dampaknya

Cokelat Dubai Bikin Pistachio Langka! Ini Penyebab dan Dampaknya

Bantentv.com – Cokelat Dubai, sebuah inovasi manis yang menggabungkan pistachio dan knafeh, kini tengah menjadi fenomena global. Dari TikTok hingga media sosial lainnya, cokelat ini mencuri perhatian banyak orang.

Namun, di balik kepopulerannya yang terus meroket, ada dampak yang tak terduga: lonjakan harga pistachio yang cukup signifikan di pasar global. Mengapa ini bisa terjadi?

Cokelat Dubai pertama kali diperkenalkan oleh Fix Dessert Chocolatier di Dubai. Dengan isian pistachio yang lezat dan sentuhan knafeh, cokelat ini menawarkan rasa yang eksklusif dan menggoda.

Tidak lama setelah itu, popularitasnya melonjak berkat media sosial, terutama TikTok. Seorang kreator TikTok membagikan video tentang cokelat ini, dan tak lama kemudian, tren tersebut menyebar ke seluruh dunia.

Baca juga: Intip Cerita Dibalik Cokelat Dubai Yang Viral Di Dunia

Banyak restoran dan toko dessert di berbagai negara mulai membuat versi mereka sendiri dari cokelat Dubai, menciptakan beragam variasi dengan harga yang bervariasi.

Cokelat Dubai menjadi simbol kemewahan yang terjangkau oleh semua kalangan. Dengan meningkatnya permintaan, terutama dari kalangan pencinta kuliner yang ingin merasakan sensasi rasa baru, kebutuhan terhadap pistachio pun semakin tinggi.

Namun, lonjakan permintaan ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pistachio. Salah satu faktor utama yang menyebabkan ketidakseimbangan ini adalah cuaca ekstrem yang melanda negara-negara penghasil pistachio terbesar di dunia, seperti Amerika Serikat.

Negara tersebut telah mengalami beberapa musim kemarau panjang, yang menyebabkan penurunan hasil panen pistachio.

Seiring dengan menurunnya pasokan pistachio, harga bahan baku ini pun melambung. Sebelum fenomena cokelat Dubai, harga pistachio kupas berkisar sekitar $7,65 atau Rp129.000 per pound.

Namun, setelah tren cokelat Dubai merebak, harga pistachio melonjak menjadi sekitar $10,30 atau Rp173.000 per pound dalam waktu kurang dari setahun.

Kenaikan harga ini menjadi tantangan besar bagi industri makanan dan dessert di seluruh dunia yang bergantung pada bahan baku ini.

Dampak pada Pasar Global dan Industri Kuliner

Cokelat Dubai Bikin Pistachio Langka (Foto: shopee)
Cokelat Dubai Bikin Pistachio Langka (Foto: shopee)

Dampak dari kenaikan harga pistachio tidak hanya dirasakan oleh produsen cokelat, tetapi juga oleh pelaku industri kuliner lainnya.

Toko-toko dessert dan restoran yang sebelumnya menggunakan pistachio dalam pembuatan kue dan hidangan lainnya harus menyesuaikan harga jual mereka.

Tidak jarang, mereka juga harus mengurangi jumlah pistachio yang digunakan dalam setiap sajian untuk menghindari kerugian.

Di sisi lain, meskipun harga naik, permintaan akan cokelat Dubai dan produk berbahan dasar pistachio tetap tinggi.

Konsumen yang ingin menikmati sensasi rasa dari cokelat Dubai tetap bersedia mengeluarkan uang lebih untuk mencicipinya. Ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh tren makanan viral terhadap ekonomi global.

Industri kuliner kini tengah menghadapi dilema besar. Di satu sisi, permintaan pasar terus meningkat seiring dengan viralnya cokelat Dubai.

Di sisi lain, harga bahan baku seperti pistachio yang melonjak membuat para produsen harus berpikir kreatif.

Beberapa restoran mulai mencari alternatif bahan baku pengganti, sementara yang lainnya berinovasi dengan menciptakan varian cokelat yang lebih terjangkau namun tetap mempertahankan rasa yang unik.

Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena cokelat Dubai telah membuka mata banyak orang terhadap potensi pasar global yang lebih besar untuk produk-produk eksklusif.

Hal ini juga mendorong para produsen untuk semakin memperhatikan kualitas bahan baku dan keberlanjutan produksi pistachio ke depannya.

Editor: AF Setiawan

TERKAIT