Bantentv.com – Gunung Merapi, salah satu gunung api aktif di Indonesia yang terletak di Jawa Tengah kembali mengeluarkan dua kali awan panas guguran pada Kamis malam, 18 Januari 2024.
Kejadian erupsinya Gunung Merapi tersebut tercatat pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB, mengundang perhatian Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso.
Menurut Agus, kedua awan panas guguran ini memiliki jarak luncur mencapai 2.400 meter atau 2,4 km dan secara mengkhawatirkan mengarah ke barat daya, menuju Kali Bebeng.
“Awan panas guguran dengan Amplitudo max 35 mm, durasi 227 detik dan 242 detik. Jarak luncur 2400 meter ke Barat Daya (Kali Bebeng),” ungkap Agus.
Saat ini, Gunung Merapi terlihat berkabut secara visual, dan arah angin disebut mengarah ke Tenggara. Namun, sejak pukul 21.07 WIB, cuaca di puncak gunung mulai berubah dengan terjadinya hujan. Agus mencatat total curah hujan di puncak mencapai 3 mm dengan intensitas hujan mencapai 5.3 mm.
Penting untuk dicatat bahwa kondisi tersebut membawa potensi bahaya bagi masyarakat di sekitar Gunung Merapi. Terutama, potensi bahaya yang diidentifikasi melibatkan guguran lava dan awan panas, terutama pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Agus mengimbau kepada masyarakat untuk menjauhi daerah-daerah yang telah direkomendasikan sebagai daerah berbahaya. Pada sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Selain itu, Agus menyoroti kemungkinan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif yang dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.
Ini bukan pertama kalinya Gunung Merapi memberikan peringatan serius kepada masyarakat sekitar. Kejadian ini sebelumnya telah menarik perhatian dunia pada awal tahun 2023 ketika terjadi erupsi besar-besaran.
Dalam menghadapi situasi tersebut pihak berwenang diharapkan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan Gunung Merapi secara cermat. Penyampaian informasi yang jelas dan tepat waktu juga menjadi kunci dalam menjaga keselamatan masyarakat.
Dalam situasi ini, kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam menjadi kunci untuk melindungi diri dan sesama. Edukasi masyarakat tentang tata cara evakuasi dan langkah-langkah keamanan akan mendukung upaya pencegahan dan penanganan dalam menghadapi potensi ancaman dari Gunung Merapi.(adelia/red)