Bantentv.com – Kenaikan jumlah kasus obesitas di kalangan anak muda yang memicu munculnya penyakit diabetes melitus (DM), membuat Singapura memperketat regulasi untuk menampilkan kandungan gula minuman manis. Hal ini dalam upaya mencegah peningkatan prevalensi diabetes.
Terhitung mulai 30 Desember 2023 lalu, minuman di Singapura diurutkan berdasarkan kandungan gula, dan minuman dengan kadar gula lebih tinggi harus menampilkan klasifikasinya. Sementara minuman dengan kadar gula tertinggi akan dilarang memasang iklan. Selain itu, warung minuman dan restoran juga harus tunduk pada peraturan yang telah ditetapkan pemerintah disana.
Di bawah sistem Nutri-Grade yang baru, minuman yang dijual di Singapura akan diklasifikasikan menjadi empat grade dari A hingga D, tergantung pada kandungan gula per 100 ml. Untuk Grade A akan diperuntukkan bagi minuman yang mengandung 1 gram gula atau kurang, sedangkan Grade D, adalah kategori yang paling manis, diperuntukkan bagi minuman yang mengandung lebih dari 10 gram gula. Sementara untuk tingkat lemak jenuh yang tinggi akan menurunkan peringkat minuman. Pada minuman Grade C dan D harus menunjukkan grade dan kandungan gulanya di bagian depan kemasan. Selain itu, minuman Grade D juga akan dilarang untuk beriklan.
Dari produk-produk yang beredar di pasaran, juga akan dilakukan klasifikasi sesuai kadar gulanya. Seperti Jus buah nata de coco buatan Thailand, Mogu Mogu, dengan Nutri-Grade D, dan lemon tea dari Pokka Jepang dengan Grade C baru-baru ini tersedia di toko diskon Yigo Mart di pusat Singapura.
Brand tersebut adalah salah satu dari banyak pengecer yang mematuhi peraturan baru tersebut. “Dua langkah baru tersebut bertujuan untuk membantu konsumen mengidentifikasi minuman yang lebih tinggi gula dan lemak jenuhnya dan untuk mengurangi pengaruh iklan pada preferensi konsumen, sehingga mendorong pilihan yang lebih terinformasi, lebih sehat, dan merangsang reformasi industri,” ujar Health Promotion Board.
Kebijakan tersebut, merupakan fokus dari Pemerintah Singapura terhadap pencegahan diabetes untuk kesehatan masyarakat Singapura dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan tingkat prevalensi diabetes pada populasi dewasa Singapura, menurut data dari Federasi Diabetes Internasional tercatat ada 14,9% di tahun lalu, ini lebih tinggi daripada di Jepang (11,8%) dan Cina (13%). “Satu dari tiga orang di Singapura berisiko terkena diabetes seumur hidup mereka,” kata Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung dalam pidatonya pada November 2021 lalu.