Jumat, Februari 7, 2025
BerandaInHouseFeatureRelate-nya Gambaran Sosok Ayah di Novel "Seribu Wajah Ayah"

Relate-nya Gambaran Sosok Ayah di Novel “Seribu Wajah Ayah”

Serang, Bantentv.com – Seribu Wajah Ayah merupakan sebuah novel karya penulis muda Azhar Nurun Ala. Cetakan pertama terbit pada tahun 2014 di bawah naungan penerbit Azharologia.

Memiliki 148 halaman, novel ini berisi tentang seorang anak yang beranjak dewasa yang sedang mengenang sosok ayah yang telah tiada melalui 10 lembar foto. Foto-foto tersebut menyajikan cerita sendiri di setiap bab-nya, mulai dari sang anak lahir hingga lulus kuliah dan menjadi sarjana.

Sosok ayah dikisahkan menjadi orangtua tunggal karena sosok ibu meninggal ketika melahirkan sang anak. Dalam kesendiriannya, sang ayah yang merupakan seorang guru SD begitu telaten dalam merawat dan membesarkan anaknya sampai menjadi sarjana. Segala kasih sayang dan perhatian tercurah hanya untuk anaknya.

Hingga seiring berjalannya waktu, sang anak tumbuh semakin dewasa dan mulai memiliki dunianya sendiri. Hubungan ayah dan anak tak lagi sama. Anak yang mulai sibuk dengan segala aktivitasnya membuat ayah mulai kesepian. Tapi, seperti ayah lain pada umumnya, sosok ayah di novel ini juga menggambarkan hal yang sama.

Ayah selalu ingin terlihat tegar dan baik-baik saja meskipun dilanda rindu karena terpisah jarak dengan anaknya yang merantau. Ayah juga selalu ingin mendukung segala hal baik untuk kehidupan anaknya, meskipun hal itu bertentangan dengan keinginannya.

Konflik novel ini dimulai ketika sang anak membuat keputusan yang memberatkan hati ayah. Keputusan melanjutkan study ke luar negeri yang sejatinya tidak direstui sang ayah menjadi permulaan masalah yang dialami para tokoh novel. Setelah lulus dan menjadi sarjana, sejujurnya ayah hanya ingin anaknya pulang ke kampung dan menjalani hari-hari bersama.

Konflik ini pun mengantarkan pembaca pada sebuah klimaks yang pada akhirnya menjadi penyesalan terdalam yang dirasakan anak hingga kini. Hal yang paling ditakutkan para perantau terjadi di novel ini. Ayah yang menjalani hari tuanya sendiri, akhirnya meninggal dunia tanpa ditemani anak yang begitu disayanginya.

Novel ini seolah menyampaikan hal nyata yang dialami para ayah kebanyakan. Sosoknya selalu terlihat tegar dan kuat walaupun mungkin saja hatinya rapuh, namun tak bisa diperlihatkan kepada siapapun. (kholi/red)

TERKAIT

Tinggalkan Balasan

FESTIVAL RAMADAN 2025

DIBAGIKAN

KOMENTAR