SERANG – Tahun baru Cina atau Tahun Baru Imlek ini biasanya dirayakan dengan berbagai macam kuliner. Tak terkecuali kuliner manis yang identik dengan imlek yakni kue keranjang atau Nian Gao. Bahkan, beberapa juga ada yang menamakannya kue tutun, namun ada pula yang biasa menyebutnya dengan dodol Cina. Dibalik rasanya yang manis dan lezat, ternyata kue ini menyimpan makna yang cukup menarik.
Dilansir dari pengamat sejarah dari Semarang Jongkie Tio, jika diamati, kue yang beredar di pasaran pasti berbentuk bundar. Bukan memanjang, kotak, atau pun segitiga. Menurut Jongkie Tio, kue keranjang memiliki makna khusus. Bentuknya yang bundar melambangkan persatuan. Rasa manisnya pun memiliki makna agar siapapun yang memakan kue ini akan selalu berkata yang baik-baik dan manis. Sedangkan teksturnya yang lengket bermakna agar hubungan keluarga makin erat.
Kue ini pun tak boleh disajikan sembarangan. Paling tidak jangan menyajikannya dalam jumlah 4 karena bagi orang Tionghoa, empat atau shi berarti mati. Dan ini pun bukan hal baik atau akan bernasib sial. Lebih baik menyajikannya dalam jumlah ganjil. Kalau pun akan disajikan dalam jumlah genap, paling baik disajikan 6 buah. Dan yang tak boleh dilupakan, kue keranjang disusun menjulang ke atas dengan makna agar segala doa bisa tersampaikan kepada dewa-dewa di atas.
Kue keranjang ini merupakan perpaduan tepung ketan dan gula yang menjadi bahan dasar pembuatan kue berwarna cokelat. Namun, seiring berkembangnya tren kuliner di Indonesia, kini banyak dijumpai kue keranjang dengan berbagai pilihan warna dan rasa. Cara penyajian kue keranjang pun beragam. Ada yang memakannya secara langsung. Ada juga yang mengirisnya tipis dan menggorengnya dengan dilumuri telor. Kue keranjang ini pun tahan lama, bisa tahan hingga 1 tahun jika disimpan dengan baik.
Proses pembuatan kue khas imlek ini juga mudah. Adonan tepung ketan dan gula diaduk-aduk hingga mengental kemudian dikukus. Saat proses pengukusan, dibutuhkan keranjang untuk mengukus adonan tepung dan gula tadi. Dulu, kue keranjang dikukus dan dibungkus menggunakan daun pisang. Aroma yang keluar pun lebih wangi. Namun, kini, kue keranjang hanya dibungkus menggunakan plastik bening supaya menarik hati. Itulah sebabnya mengapa kue tersebut disebut kue keranjang, karena prosesnya yang membutuhkan keranjang, sehingga dinamakan kue keranjang. (qny/red)