Selasa, Maret 25, 2025

Film Yuni Berani Menyuarakan Keresahan Perempuan

SERANG – Film Yuni yang disutradarai oleh Kamila Andini merupakan sebuah film panjang yang menyurakan keresahan perempuan. Film berdurasi dua jam ini dirilis sejak 9 Desember 2021. Film yang bercerita tentang seorang gadis remaja cerdas dengan memiliki impian besar untuk kuliah. Ketika dua pria yang hampir tidak dikenalnya datang melamar, ia menolak lamaran mereka.

Penolakan itu memicu gosip tentang mitos bahwa seorang perempuan yang menolak dua lamaran tidak akan pernah menikah. Tekanan semakin meningkat ketika pria ketiga melamarnya, dan Yuni harus memilih antara mempercayai mitos atau mengejar impiannya.

Tak salah, Yuni yang diperankan oleh Arawinda Kirana mendapat penghargaan Silver Yusr Award kategori Best Actress Red Sea International Film Festival 2021. Kemampuan aktingnya sangat kuat dan menonjol, cara film bertutur dengan pace yang sangat lambat lalu teknik pengambilan gambar yang didominasi oleh medium shot dan medium close up mengisyaratkan bahwa sang sutradara ingin penonton fokus kepada apa yang para tokoh sampaikan lewat tutur katanya.

Terdapat perasaan bahwa film ini sangat raw (mentah) seakan tidak memperdulikan keharusan akan tokoh yang harus tampil cantik, atau suara bising di rumah padat penduduk atau ruang yang terlalu sempit, semua diterabas dan tidak diperdulikan demi membuat cerita nampak nyata dan memang terlihat sangat berhasil untuk menunjukkan bagaimana sempit, rumit, bisingnya hidup di rumah padat penduduk dan membuat film Yuni sebagai bahan representasi kehidupan yang sangat dekat dan nyata, terlebih lagi adanya kedekatan bahasa yang digunakan oleh warga Banten yang membuatnya semakin nyata.

Nilai paling penting yang ingin disampaikan pada Yuni adalah mengenai perjodohan. Mereka yang mempertanyakan layak tidaknya hidup mereka sebagai seorang perempuan, dikurung oleh konsep patriarki, keinginan untuk mencari mimpi, sebuah pertanyaan yang membekas diakhir mengenai apa bisa perempuan memilih keinginannya sendiri tanpa andil orang lain.

Pertanyaan-pertanyaan menyakitkan yang disampaikan lewat dialog, runut masalah yang pelan tapi selalu menyudutkan pihak perempuan, Yuni adalah cerita tentang sulitnya menjadi perempuan di tanah perkampungan yang erat kaitannya dengan nilai-nilai lama yang membuat diri Yuni sendiri tidak mempercayai dirinya sendiri, tidak yakin dengan keputusan yang ingin diambilnya dan akhirnya memilih untuk mengikuti nilai-nilai itu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Terkait

Baca Juga