Kamis, Maret 20, 2025

Mengapa Puasa Identik dengan Bau Mulut? Berikut Hasil Penelitiannya!

Bantentv.com – Puasa Ramadan merupakan ibadah wajib bagi kaum muslimin di segala penjuru dunia yang dilakukan selama satu bulan penuh.

Selama puasa, individu menahan diri dari makan dan minum dalam jangka waktu tertentu, yang dapat berdampak pada kesehatan mulut, termasuk bau mulut.

Bau mulut inilah yang sering kali dikeluhkan dan dirasakan oleh kita tatkala kita tengah berpuasa.

Dalam rangkuman oleh Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut RS Sari Asih Serang, drg. Santi Anggraini, yang juga diambil dari banyak sumber menjelaskan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara puasa dan bau mulut.

Hal ini disebabkan oleh perubahan metabolisme dan kebiasaan kebersihan mulut yang berbeda selama periode puasa. Tinjauan ini akan membahas tren utama, metode yang digunakan dalam penelitian, serta hasil yang relevan mengenai puasa dan bau mulut.

Penelitian yang membahas hubungan antara puasa dan bau mulut umumnya menggunakan beberapa metode, antara lain:

  1. Studi Observasional: Beberapa penelitian melakukan observasi terhadap individu yang menjalani puasa, mengamati perubahan dalam kebersihan mulut, pola makan, dan frekuensi bau mulut.
  2. Kuesioner dan Survei: Peneliti sering menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan makan, kebersihan mulut, dan persepsi individu terhadap bau mulut mereka selama puasa.
  3. Analisis Kimia: Beberapa studi melakukan analisis kimia terhadap sampel napas untuk mengidentifikasi senyawa yang terkait dengan bau mulut, seperti aseton dan senyawa sulfur (Bhat et al., 2021).
  4. Studi Eksperimental: Penelitian eksperimental mungkin melibatkan pengukuran kadar air liur dan analisis mikrobiota mulut sebelum dan selama puasa untuk memahami perubahan yang terjadi (Zhang et al., 2022).

Berikut hasil penelitian yang relevan:

  1. Perubahan Metabolisme : Selama puasa, tubuh mengalami perubahan dalam proses metabolisme, termasuk peningkatan keton yang dapat menyebabkan bau mulut. Penelitian menunjukkan bahwa kadar keton yang tinggi, terutama aseton dapat memberikan aroma yang tidak sedap pada napas (Meyer et al., 2021).
  2. Dehidrasi dan Produksi Air Liur: Studi oleh Kumar et al. (2020) menunjukkan bahwa individu yang berpuasa mengalami penurunan produksi air liur hingga 50%, yang berkontribusi pada peningkatan risiko bau mulut. Penelitian ini juga mencatat bahwa dehidrasi dapat mempengaruhi pH mulut, menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi pertumbuhan bakteri penyebab bau.
  3. Kebersihan Mulut: Sahu et al. (2023) melaporkan bahwa 60% responden mengabaikan kebersihan mulut selama puasa, yang berkontribusi pada peningkatan bau mulut. Penelitian ini menekankan pentingnya menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dengan benar dan berkumur meskipun sedang berpuasa.
  4. Perbedaan Budaya: Penelitian oleh Al-Mawali et al. (2022) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam cara individu dari budaya Asia dan non-Asia menghadapi bau mulut selama puasa. Di beberapa budaya Asia, penggunaan rempah-rempah yang kuat dalam masakan berbuka puasa dapat meningkatkan risiko bau mulut. Sementara itu, individu dari budaya non-Asia cenderung lebih memperhatikan kebersihan mulut dan mengonsumsi makanan yang lebih ringan.

Lalu, apakah bau mulut bisa dicegah atau diatasi? Tentu saja. Berikut ini cara mencegah dan menghindari bau mulut selama puasa:

  • Menjaga Hidrasi: Penting untuk memastikan asupan cairan yang cukup selama waktu berbuka dan sahur. Minum air yang cukup dapat membantu menjaga produksi air liur dan mencegah dehidrasi.
  • Kebersihan Mulut yang Baik: Menyikat gigi secara teratur, dengan cara yang benar menggunakan benang gigi, dan berkumur dengan obat kumur antibakteri dapat membantu mengurangi risiko bau mulut. Disarankan untuk menyikat gigi setelah sahur dan berbuka.
  • Menghindari Makanan Beraroma Kuat: Mengurangi konsumsi makanan seperti bawang, rempah-rempah, dan makanan berlemak selama berbuka dapat membantu mengurangi kemungkinan bau mulut.
  • Mengunyah Permen Karet atau Menggunakan Obat Kumur: Mengunyah permen karet bebas gula atau menggunakan obat kumur dapat membantu meningkatkan produksi air liur dan menyegarkan napas.
  • Mengunjungi dokter gigi untuk melakukan tindakan penambalan pada gigi yang berlubang, pembersihan karang gigi dan pencabutan pada gigi yang sudah tidak bisa dilakukan penambalan, untuk menghilangkan sumber infeksi yang ada di rongga mulut yang akan berefek kepada Kesehatan secara menyeluruh.

Bagaimana sekarang paham kan mengapa puasa identik dengan bau mulut dan bagaimana cara mencegahnya?!

Tinggalkan Balasan

Terkait

Baca Juga