Bantentv.com – Masih ingatkah kamu dengan kontroversi pakaian toga yang bisa dikenakan oleh siswa TK, SD, SMP, dan SMA di media sosial? Banyak yang mengklaim bahwa pakaian toga hanya bisa dikenakan bagi mahasiswa/i yang telah sukses menyelesaikan studinya sebagai tanda apresiasi bagi mereka. Namun, dari mana sebenarnya asal usul pakaian toga tersebut? Simak asal usul pakaian toga berikut ini.
Dilansir dari laman World History Encyclopedia, pakaian toga sendiri berasal dari Romawi Kuno yang awalnya dikenakan oleh banyak penduduk Romawi Kuno, tetapi lambat laun hanya dikenakan sebagai pakaian formal oleh para pria. Pakaian toga Romawi Kuno sendiri sebenarnya dipengaruhi oleh masyarakat Yunani dan Etrutria, Italia Kuno yang memiliki pakaian mirip dengan pakaian toga.
Toga juga memiliki fungsi sebagai penanda status seorang pria di mana ia akan mengenakan toga yang sesuai dengan statusnya, seperti toga berwarna atau bergaris ungu untuk anggota Senat Romawi. Toga juga hanya dipakai saat acara tertentu, sehingga mereka tidak akan memakai pakaian tersebut setiap hari.
Selain sebagai penanda status seseorang, toga juga dapat memperlihatkan kelihaian seni berpakaian seseorang. Panjangnya baju toga sendiri menjadi salah satu tantangan bagi yang memakainya, sehingga mereka yang mengerti mode berpakaian tentunya akan mengenakan toganya dengan sangat indah dan memukau mata.
Terdapat juga berbagai jenis toga yang berbeda, seperti toga virilis untuk menandakan seorang pria yang telah mencapai masa pubertas, toga pulla yang hanya dikenakan saat masa berkabung, dan toga picta berwarna ungu dan dihiasi ornamen emas yang hanya dapat dikenakan oleh para jenderal untuk merayakan kemenangan Kerajaan Roma.
Lambat laun, pakaian toga kemudian diadopsi sebagai pakaian wisuda. Dilansir dari laman Liputan 6, tradisi penggunaan toga wisuda diinisiasi oleh universitas-universitas di Inggris pada abad ke-12. Tradisi ini kemudian diadopsi oleh berbagai universitas besar di Amerika Serikat untuk merayakan kelulusan para wisudawan yang kemudian diikuti oleh banyak universitas di seluruh dunia. (raihan/red)