SERANG – Demi mencukupi kebutuhan keluarga, warga Lingkungan Kronjen, Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen, Kota Serang memproduksi bata press merah menggunakan mesin pencetak. Bata diproduksi dari tanah liat dengan menggunakan mesin yang terbilang sudah tua.
Setiap hari, pria asal Blora Jawa Tengah, Surat beserta istri dan adik iparnya terus memproduksi bata press. Dalam sehari tiga orang ini mampu mencetak enam ribu bata. Surat, sebelumnya memproduksi bata dengan cara manual biasa disebut bata banting. Namun, kini produksinya sudah lebih modern menggunakan mesin dengan teknik pressing. Produksi bata terhambat manakala terjadi musim hujan. Bata tidak bisa dijemur bahkan beberapa waktu lalu 200 ribu bata miliknya pernah rusak akibat diterjang banjir.
Pembakaran bata press dilakukan sebulan sekali dengan jumlah 80 ribu bata. Untuk Pembakaran membutuhkan waktu dua hari dua malam. Dalam produksi bata press, Surat bertugas mencangkul tanah dimasukan ke mesin, sementara istri dan adik iparnya mencetak bata hingga menyusunnya di penjemuran. Namun tak selamanya produksi bata berjalan lancar terkadang mesinnya mogok karena kehabisan solar hingga terpaksa berhenti produksi. Dalam sehari butuh 5 liter solar atau 90 ribu rupiah untuk menghidupkan mesin.
“Jalani sebagai Perajin bata press ini sudah 20 tahun-an di Kasemen, meski untungnya pas-pasan namun lumayan buat mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ujar Surat, Perajin bata press.
Bata press milik Surat dikirim ke daerah Serang, Kabupaten Lebak hingga Tangerang dengan harga seribu bata dijual Rp280.000 sudah berada di tempat tujuan. Pemasaran bata press saat ini sedikit terdampak oleh adanya bata modern yakni hebel. Ia berharap mendapat bantuan permodalan dari pemerintah daerah agar usahanya bisa semakin maju.(jay/red)