Serang, Bantentv.com – Sebanyak 31 makam palsu yang berada di wilayah Desa Seu’at, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, dibongkar oleh warga setempat. Tindakan ini dilakukan sebagai respons atas keresahan masyarakat terhadap keberadaan makam-makam yang diduga digunakan untuk praktik penipuan berkedok pesugihan.
Masyarakat merasa terganggu dan menilai keberadaan makam tersebut sebagai sesuatu yang menyesatkan dan merugikan secara moral serta sosial.
Dalam sebuah video yang beredar, seorang pria bernama Suhada menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Ia mengakui bahwa tindakannya telah membuat masyarakat resah.
Dari hasil penelusuran warga, diketahui bahwa Suhada yang berasal dari Karawang, Jawa Barat, diduga membangun makam-makam palsu tersebut demi memperoleh keuntungan dari orang-orang yang percaya pada praktik pesugihan.
Warga kemudian membongkar seluruh makam palsu dan membakar bangunan gazebo yang ada di sekitar lokasi. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap keberadaan makam yang dianggap tidak memiliki kejelasan asal-usul dan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Selain itu, masyarakat juga ingin mengembalikan fungsi lahan wakaf tersebut sebagaimana mestinya.
Kapolsek Petir, IPTU Furqon Saibatin, menjelaskan bahwa pembongkaran dilakukan setelah diadakan musyawarah antara Muspika Kecamatan Petir, tokoh agama, MUI setempat, dan masyarakat.
Hasil dari kesepakatan tersebut menyatakan bahwa hanya ada satu makam asli di lokasi itu, yaitu milik seorang tokoh agama setempat pada masa lalu.
Selebihnya, ditemukan 31 makam palsu yang dibangun menggunakan batu kapur, dengan nisan yang mencantumkan nama-nama para wali seperti Syeh Antaboga Pajajaran, Nyimas Ratu Gandasari, Prabu Tajimalela, dan lainnya. Bahkan beberapa nisan dilengkapi dengan pusaka, seolah-olah menggambarkan makam keramat.
Baca juga: Heboh Makam Keramat Palsu, Warga Bongkar Setelah Koordinasi dengan MUI
“Dari hasil kesepakatan, makam-makam tersebut dibongkar. Kami khawatir jika dibiarkan, hal ini akan berdampak buruk bagi masyarakat. Hanya satu makam yang benar-benar asli, selebihnya dibuat secara sengaja menggunakan batu kapur dan diberi pusaka-pusaka,” ujar IPTU Furqon Saibatin.
Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap keberadaan Suhada. Demi menjaga situasi tetap kondusif, lokasi pemakaman telah dipasangi garis polisi dan pengawasan dilakukan oleh personel Bhabinkamtibmas.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap praktik spiritual yang tidak jelas sumbernya, serta pentingnya pelestarian makam sebagai tempat yang sakral dan bukan sebagai sarana penipuan.
Siti Anisatusshalihah