Kamis, Mei 22, 2025
BerandaBeritaPotret Kecurangan UTBK dari Tahun ke Tahun: Modus Makin Canggih

Potret Kecurangan UTBK dari Tahun ke Tahun: Modus Makin Canggih

Bantentv.com – Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dari tahun ke tahun tak luput dari sorotan, terutama karena munculnya berbagai dugaan kecurangan yang semakin canggih.

Pada tahun 2025, dalam dua hari pertama pelaksanaan UTBK-SNBT 2025, pada 23–24 April, publik dikejutkan dengan beredarnya video dan tangkapan layar yang memperlihatkan praktik tidak lazim saat ujian berlangsung.

Salah satu kasus yang viral adalah adanya peserta yang melakukan siaran langsung melalui Instagram saat sedang mengikuti ujian. Kamera diarahkan langsung ke layar soal UTBK, diduga untuk merekam dan menyebarkannya ke pihak eksternal.

Selain itu, peserta juga diduga menggunakan berbagai alat bantu, baik hardware maupun software. Mulai dari ponsel, perekam layar, hingga remote desktop yang dikerjakan oleh orang lain di luar lokasi ujian. Bahkan, ada yang menyembunyikan kamera pada behel (braces) dan kuku.

Bentuk kecurangan semacam ini tentu sangat meresahkan, terlebih karena UTBK tahun ini hanya diselenggarakan satu gelombang, dengan 20 sesi reguler dan 3 sesi tambahan di beberapa pusat UTBK. Dengan sistem yang semakin ketat, para pelaku justru menggunakan metode yang semakin licik.

Jika menengok ke belakang, praktik kecurangan juga terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Pada UTBK 2022, empat peserta di UNJ diketahui menyamar sebagai penyandang tunarungu dengan alat bantu dengar yang ternyata berisi chip. Setelah diusut, keempatnya ternyata joki yang mendaftar di jurusan favorit, yaitu Fakultas Kedokteran.

Baca juga : 14 Kasus Kecurangan Tercatat di Dua Hari Pertama UTBK 2025

Pada lokasi yang berbeda, di Universitas Hasanuddin (Unhas), tiga peserta curang bahkan dibantu oleh oknum staf kampus menggunakan alat komunikasi tersembunyi dalam pakaian mereka.

UTBK 2023 pun tak kalah mencengangkan. Di Universitas Sumatera Utara (USU), tujuh peserta tertangkap menggunakan alat perekam tersembunyi dalam baju mereka. Mereka kedapatan membawa ponsel yang direkatkan menggunakan lakban, dan kasus ini terbongkar berkat ketelitian pengawas ruangan serta pemeriksaan dengan metal detector.

Sebagai langkah pencegahan, pada UTBK 2024, panitia nasional telah membentuk tim monitoring dan evaluasi serta memperketat pemeriksaan dengan metal detector. Selain itu, koneksi komputer ujian dibatasi hanya ke server ujian. Hasilnya cukup positif karena nyaris tak ada laporan viral mengenai kecurangan pada tahun tersebut.

Namun sayangnya, tahun 2025 justru kembali tercoreng. Dalam dua hari pertama pelaksanaan, ditemukan setidaknya 14 kasus kecurangan. Ini menjadi alarm keras bagi sistem seleksi masuk perguruan tinggi kita.

Sudah saatnya seluruh peserta menyadari bahwa kecurangan hanya akan mencederai keadilan dan semangat berkompetisi secara sehat.

Menyontek atau memberikan jawaban kepada orang lain bukan hanya tindakan tercela, tetapi juga mencerminkan karakter yang jauh dari nilai luhur bangsa. Pendidikan sejatinya bukan hanya soal nilai, tetapi tentang kejujuran dan integritas.

TERKAIT